Pernah mendengar pastinya kalimat2 galau seperti dibawah ini :
Meski kau bukan bidadari di surga, namun kau bagai titisan syiwa! Lho!
Beri aku satu pria, maka aku akan mencinta. Eaaa, mulai Galau!
Sudah beberapa hari ini kepalaku terasa berat, ternyata kau ngosngosan habis berlari!
Aaaah, aku merasa terintimidasi, semua anak2 diangkatanku sudah punya judul TA, sedangkan aku?
Meski aku pegang ticket return, uang, dan visa yang tertempel dipassportku, namun laksana trip pun gagal!
Tolak lagi tolak lagi! dari 20 proposal yang disebar hanya 4 yang  respon, dan hanya satu yang bersedia menjadi sponsor! Eaaaa,mana  cukup!?
Bimbingan, nunggu! bimbingan, nunggu! Bimbingan = nunggu! abis itu jadinya bingung malah!
Fresh graduate UI kira2 kerja dapet gaji berapa yah? Kebutuhan  hidup semakin tinggi! Gmn untuk biaya nikah? Eaaa, galau to the max!
Sepenggal kalimat-kalimat entah itu galau atau entah itu mengeluh,  yang pasti sadar atau tidak sadar kita (khususnya mahasiswa tingkat  akhir) pasti pernah mengucapkannya atau sekedar terlintas dipikiran  kita. Believe it or not, Im at the last semester (actually over) and I was thinking much about that! That’s usual, justru klo kamu tidak memikirkanya perlu dipertanyakan eksistensi keinginannya. #ini bela diri atau nyari justifikasi? :p
But anyway guys,  “..Jika kita melihat dan menyadarai  seberapa berartinya diri dan keberadaan kita untuk orang lain, maka  niscaya kegalauan itu akan serta merta hilang...“ 
Sementara banyak hal yang perlu kita lakukan sebagai mahasiswa  tingkat akhir, terutama pengabdian kita pada almamater, eksistensi dan  kontribusi kita kepada jurusan kita, pengaruh baik apa yang sudah kita  tularkan kepada junior, sudahkah kita menginspirasi mereka untuk  melakukan hal-hal yang lebih baik dari apa yang kita lakukan? amalan apa  yang sudah kita lakukan selama 4 tahun dikampus yang kelak akan menjadi  tabungan kita ketika memasuki dunia ‘nyata’, sudah cukupkah bagi kita?  apa yang kita tinggalkan setelah lulus? dan yang pasti mau dibawa kemana  diri kita setelah gelar sarjana bertengger di belakang nama kita? atau  justru jangan-jangan menjadi mahasiswa jauh lebih menyenangkan dan  ‘enak’ ketimbang kerja? Apa ini hikmah dari kegalauan selama ini? atau  jangan-jangan kita galau tapi tidak tahu pesan singkat yang seharusnya  kita ambil dari proses galau itu sendiri.. #Yah semua ini pertanyaan  yang muncul dalam benak saya juga.
Waktu 4 tahun (normal) jika kalian adalah mahasiswa Universitas saya  tercinta, maka kami hanya memiliki jatah masa enam tahun dikampus.  Paling cepat 3,5tahun sudah bisa wisuda, paling lambat 6 tahun, jika  lebih DO-pun terpaksa diberikan. #Jatah lo udah buat maba kali, kasih  bangku sama maba sana! mungkin itu yah, maklum demand  UI tertinggi di Indonesia setiap tahunnya, jutaan mahasiswa diseluruh  penjuru bangsa berlomba-lomba untuk ber-JaKun, berlomba2 untuk  menyandang mahasiswa UI (bahkan euforia maba terasa hingga satu tahun),  masuk susah ternyata keluarnya jauh lebih susah! #Enggaklah tergantung  skripsi lo man! dan tergantung jurusan lo juga!
Baiklah, sudah cukup rasanya bercerita tentang kampus biru berlogo  kuning. Mari kita kembali kepada kegalauan seorang mahasiswa tingkat  akhir, atau mungkin solusi agar hal demikian tidak menjangkit lagi.  Namun, saya sedikit bertanya (saat tadi ngangkot Kota Wisata – Depok)  “Sebenernya, seberapa tugas akhir itu berarti?“ Ada jurusan yang malahan  tidak perlu lulus dengan skripsi, atau ada juga yang berpikir “Yaudah  TA apa ajah yang penting cepet!“ Atau TA-nya susah yang lama, rempong,  belom ada yang neliti, dan teori-teorinya juga rada susah dipelajari?  Dan seberapa besar TA kita ini berpengaruh terhadap almamamter, kita  sendiri, atau hanya akan menjadi koleksi Perpustakaan dan tidak  memberikan nilai tambah apapun untuk diri kita sendiri! #I was thinking  about it! and I was totally galau! Apa rubah ajah yah topik, judul, dll  biar cepet gitu khususnya yang udah sering dan familiar. Oh Man! I was  galau..  Hemm lagi2 galau akademis!
Sebenernya apa sih galau itu? suatu kebutuhan kah? suatu kondisi kah? suatu persepsi kah? atau sesuatu kah?
Yah, galau adalah sesuatu! tepat sekali. Galau  adalah sesuatu dimana persepsi terhadap expektasi yang belum  terealisasi! Setuju atau tidak setuju jika dirunut2 kita galau pasti  karena sesuatu kan? sesuatu yang blm bisa “menjadi“ milik kita, sesuatu  yang masih random, absurb, atau remang-remang, abu-abu juga boleh!
Namun, sekali lagi kondisi seperti ini jangan dibiarkan menjadi-jadi,  karena jika dibiarkan menjadi-jadi maka resiko akan kehilangan masa  muda dengan mudah akan terjadi pada kita. Eaaa, galau kan!
Secara definisi, galau banyak sekali melanda mahasiswa, khususnya  mahasiswa tingkat akhir. Yah galau skripsi (baca : Skripsweet,  Skripsnyong, skripSHIT, Skripgreat, atau whatever itu apa), galau “Abis  lulus mau ngapain?“, “Mau kerja dimana?“, “Mau gaji berapa?“, dan yang  terpenting  “Habis lulus mau sama siapa?“ (Kayaknya ini yang paling  merajai pikiran mahasiswa TA yang msh berstatus single) believe it or  not, khususnya wanita ada tuntutan tersendiri dari pihak keluarga.
“Kamu belom punya pacar?”
“Belom!”
“Kenapa?”
“Males ah, mau fokus sama kuliah dulu. Mau ngejer IPK, Abroad,  Targets, Exchange, dll, banyak deh. Klo pacaran nanti malam keganggu!”
*Sekarang*
“Kamu belom punya pacar (juga)?“
“Belom!“
“Kenapa?“
“Males ah, mau fokus sama kuliah dulu. Mau ngejer IPK, Abroad,  Targets, Exchange, dll banyak deh. Klo pacaran nanti malam keganggu!”
“Kok, jawabanbnya sama? Kan udah mau lulus! Ibu tuh khawatir yah sama kamu!“  #Eaaaa, apa kali?
Hadeuh, santai ajah Mom, jodoh gak kemana? Siapa sih yang gak mau  sama anak Ibu ini? #Dengan pedenya buat nyenengin hati ortu, padahal  dalam hati ngelus-ngelus dada sambil berkata, astaga ini teguran! haha..
Yeaah, salah satu wujud galau! Klo saya sih, halah cuek ajah!  Santaaaaii.. Anyway, buat yg galaunya begini2 mah. Santai man! hahaha  #dalam hati panik..
Well, sekarang mari kita identifikasikan dulu yah, biar kita mudah  mencari solusi kegalau kita sendiri. Atau membantu orang lain  menyelesaikan atau mengurangi kegalauannya. Galau itu ada beberapa  jenis, mariii.. (agak sedikit merujuk ke mahasiswa khususnya m. tingkat  akhir)
# Galau Skripsi (Tugas Akhir) a.k.a Galau Akademis!
Kegalauan yang satu ini biasanya timbul pertama karena skripsi  “mentok”. Mentok disini bisa karena datanya ternyata yang sulit didapat  khususnya anak2 geografi yang pake citra, eh si citra susah banged  didownloadnya, mau beli mahal, minta gak ada yang bagi atau data yang  diinginkan sudah tidak ada, misalnya yang bikin analisis iklim 30 tahun,  bisa jadi tahun2 dulu data base yang nulis iklim belum lengkap. Jadilah  susah didapat (ini contoh lho, mungkin jurusan lain beda kasus). Mentok  dimetodologi, Eaaa ini sih pengalaman pribadi, yah ada beberapa metode  baru mungkin atau metode lama sebetulnya tapi belom ada yang pake  diangkatan sebelumnya, sehingga tidak ada yang bisa menjadi referensi  TA, atau mentok di pembimbing! si pembimbing tercinta sungguh sibuk (ini  sih bukan alasan) kita bisa cari celah, lewat email, atau samperin ke  rumahnya, harus sopan klo bimbingan dirumah pembimbing karena kan itu  waktunya untuk bersama keluarganya dan tahu-tahu kita ambil. Hemm, atau  bisa jadi pengaruh teman-teman angkatan (udah pada punya judul semua)  dan kita belum, it totally makes u galau right? merasa terintimidasi  karena semua udah heboh-heboh dan kita santai, atau justru masalah TA  ini ada didiri kita sendiri, kita Malas (a.k.a sibuk) atau lagi panen  proyek sana sini, lagi kebanjiran tawaran ini itu, lagi pengen dapet ini  itu. Pokoknya apapun itu masalahnya KITA HARUS LULUS! jadi SEMANGAT..!!
#Galau Masa Depan : Kerja, Nikah, dan antek-anteknya
Nah ini dia yang sangat amat penting, abis lulus mau ngapain yah? Mau  kerja dimana? Gajinya berapa? Hidup mau dibawa kemana? Nikah kapan? Ama  siapa? *lho!
Ini justru permasalahan krusial yang semua mahasiswa tingkat akhir  akan merasakannya. Sekarang kata-katanya mau diganti “Bukan kapan kita  lulus, tapi bagaimana setelah kita lulus!“ Mungkin tidak semua dari kita  sudah saklek dengan visi misi hidupnya, tujuan dan goalnya apa? atau  bahkan ada sebagian orang justru merasa nyaman dengan istilah “Let it  flow..“  “Jalanin ajah...“  “Santai bae, rezeki mah udah ada yang  ngatur..“ Jiaaah lo kira lo anaknya Bill Gates, yang papah moyang udah  punya perusahaan dan lo tinggal nerusin, atau lo keturunannya Dinasti  Bakrie yang kekayaannya gak akan habis tujuh turunan (gak tahu turunan  kedelapan), atau lo masih kesambet turunan cendana, yang kekayaan dan  perusahaannya masih bisa menghidupi lo barang 3 generasi ke depan?! Hey,  kita ini “nyawa” untuk diri kita sendiri, klo bapak moyang udah tajir  bin kaya sih gak apa2 nah coba klo kita hanya mahasiswa UI biasa yang  hidup pernah menjabat sebagai anak kosan. hellowww, kayaknya Sukses itu  harus kita perjuangin deh! Yah, terkadang seseorang yang punya rencana  hidup 10, 20, 30 tahun pun masih galau apalagi seseorang yang tidak  punya tujuan hidup yang jelas. Oleh karena itu Peta Hidup   sangat penting biar gak kesasar. Biar gak ke sasar masuk kantor, biar  gak kesasar terima gaji, biar gak kesasar jalan balik ke rumah mertua.  Apalagi jaman sekarang, klo mau ngelamar dan dilamar mertua rasanya  pengennya punya mantu yang outstanding “Gaji calonmu piro?” Calon  istriku itu lulusan PhD dari Belanda Mah, sekarang responsible di  UNESCO, kantornya masih di Geneva tapi klo udah nikah mungkin akan  pindah ke Jakarta, tergantung akunya nanti. #Klo gitu kan mertua cuma  senyum doankJ  Nah, klo ditanyain jawabnya “Dia cantik mah, hatinya  putih deh seputih salju, lembut kaya kue moci, tapi kerjanya cuma, yah  gitu mah!” #Wah bisa-bisa si camer juga, “ahhh anak mamah ini kan  outstanding, cari lagi deh!” Tuh kan!
#Galau Abroad
Ini yang sedikit lucu. Gak tahu sih euforia dikampus lain gimana?  Cuma klo di UI sendiri ada anak2 alias mahasiswa UI yang kerjaannnya  conference sana sini, ikut acara-acara international ini itu dinegara  X,Y,Z, jadi delegasi ini-itu, atau ikutan dan keterima student exchange  atau apaplah. Yang pasti ada sekelompok orang yang menamai dia dan  peer-nya itu mafia conference, dan lainnya. Dan lucunya alias anehnya,  ini kok orang-orangnya nyaris “itu lagi itu lagi” temen di conference  ini ketemu di conference itu, eh lo temennya si ini yah yang ikut acara  ini di negara X, lah lo juga temenya si Y yah yang festival dinegara Z.  Eaaaa, dari teman ke teman dari mulut ke mulut. Intinya, ada orang-orang  yang emang passion sama yang namanya Abroad, yah itu entah itu student  exchange, conference, seminar, symposium, festival, MUN, atau hanya  sekedar backpacking.  intinya Abroad (keluar kandang!).. To see the real  world, karena dunia gak cuma Depok! katanya si gitu.. #saya mah ikut  ajah deh :p
Biasanya galau abroad ini akan melanda jika terdesak pada kondisi  fundraising alias pencarian dana, butuh dana sekian ribu dollars, butuh  inilah itulah, sementara gak ada uang pribadi, UI ngasihnya kecil bet  dah! *tapi masih lumayanlah, daripada lo manyun. Yah, fundraising itu  quotenya “udah gak ngerti lagi demi apapun! saking galaunya” belom lagi  klo sedikit urusan administrasi diribetin entah itu surat-surat, uang  yang tak kunjung turun, atau visa yang rada sedikit mahal dan rempong  issued-nya. Bahkan, ada lagi gagal (galau) abroad, ini kayaknya yang  lebih naas #Gagal abroad, apalagi tiket, uang, visa udah ada, tinggal  jalan tahu-tahu gak jadi. Santailah, percaya ajah Allah SWT itu hanya  mau yang terbaik buat kita dan bukan serta merta ingin membuat kita  sedih, tapi hanya mau memberikan kita “hadiah” yang jauh lebih  bermanfaat dan labih besar sesuai dengan usaha kita. Sabar ajah, ikhlas  Allah pasti ganti kok! Asal ikhlas, klo gak ikhlas Allah juga  mikir-mikir dulu kasihnya. Hehe #Karena Allah itu dekat dengan kita  lebih dekat dari urat nadi kita sendiri…
Well, apapun itu.. Jika kamu pernah mengalaminya, pasti klo ada  disituasi seperti ini pasti udah bisa lebih wise, calm, dan galaunya  sedikit lebih santai dan gak ngenes. Nikmatin ajah! 
 Kita gak tahu kita gak galau klo kita gak pernah galau!
Galau apa lagi yah? Sepertinya kegalauan seseorang itu banyak faktor  yang menjadi pemicu! intinya masa-masa galau menjadikan kita lebih  mengenal diri kita sendiri. Jangan terlalu berburuk sangka pada diri  sendiri. Selalu ada hikmah dibalik kegalauan. 
Apapun itu, nikmati dan atasi..
Ambari Kosan, 00.54 a.m October 1, 2011
This is the first day on October, must be better than September and never be galau anymore.Hahaa..
hehehe, semangat fik...!
ReplyDeleteMakasih yah puti sayang,sudah berkunjung ke BLOG aku,blog kamu apah put??hihi:)
ReplyDelete