Skip to main content

Kita Itu Penting Kok! (mozaik cinta#3)

Kejadian ini kurang lbh terjadi 6 bulan yg lalu. Hemm, tepatnya saat saya sedang berada di negeri Paman Sam (Alhamdulillah..). Saya bersama 18orang teman2 IELSP Cohort 8 tinggal di kota kecil bernama Ames, di negara bagian Iowa.

Ames, Kota kecil yang tenang dan cocok banged buat belajar :)

Kali ini saya tidak ingin menceritakan dan menuliskan bagaimana kondisi dan pengalaman saya saat disana,namun ada satu cerita yg menurut saya sedikit lucu dan sarat makna. Kebetulan dari ke 18 orang disana ada satu org yang cerita rada mirip dengan saya, sama2 sudah tidak punya ayah dan kami punya 'dua huruf' hahaa..sebut saja 'dua huruf' entah itu hewan peliharaan ataupun kesamaan benda kesayangan.hahaa..(Siapa ya?)..Pokoknya 'dua huruf' itu kadang membuat kami galau, mungkin karena kami 'lupa' tidak membawanya ke U.S dan meninggalkannya selama 2 bulan ditanah air..

Akhir musim salju suhu di Ames sangat labil, Spring yg tidak sesungguhnya, kata spring tapi salju masih jg turun, bahkan sering banged dilamarkan akan ada tornado..

Well, kembali ke 'dua huruf' tadi.. Sesuatu yg tiak boleh disebut namanya itupun menjadi perbincangan kami pagi ini di bis kampus.

"Napa lo? Galau? Pasti karena 2 huruf itu? Ngaku!"
"Hahhaa,buset dah dukung kali yah kamu! Tahu ajah.wkwkwkkk"
"Apalagi sih yg bikin kamu galau jika bukan 'dua huruf' itu.."
"Kok tahu?"
"Either me!"

Wakakakkkaa..
Kami berpisah di halte Lagomarcino, karena teman saya ada kelas di hall tersebut, sedangkan kelas saya pagi ini di Pearson.. (Masih jauh)..

Lagomarcino.. Hall favorite setelah Howe namun sayang aku gak punya kelas di Lago :)

Sorenya kami bertemu lagi di Lab Landscape Architecture, setelah TOEFL Tutoring..
"I'm feeling so hungry, I didnt have time to take lunch.."
"Me too.."
"Good, let's go to Mapple after this.."
"Definitely.. I need to talk with u about this morning.."
"Alright.."

Mapple Seasons, tempatnya enak, makanannya enak gratisan pula.. Kami tidak akan menyianyiakan untuk mengenyangkan diri sebelum pulang ke Apartemen.

Mapple, dinning hall favorite dan enak2 makanannya namun sayang sekali jauh untuk menuju tempat ini.hehee:)

"Eh, ada apa? Situ oke?"
"Aku kangen sama 'dua huruf'-ku.."
"Eh buset.." Gw juga, keceplosan, enggaklah gw mah sadar siapa yg harus dikangenin dan siapa yg gak boleh dikangenin.
Anak2 daerah ngomongnya 'aku-kamu' sedangkan saya masih suka keceplosan dengan 'gw-lo' hhehehe..

"Bagus donkk..itu normal"
"Kamu gmn?"
"Hahhaaa.. Tidak pantas aku merindukannya sai. Lagipula hanya sebuah benda mati yg namanya 'mimpi' knp mesti gitu?"
"Gengsi.."
"Wkkwwkkkk..."
Kamipun tertawa, udara dingin semakin menusuk..

"Aku juga pernah kok sai. Dan klo udh begitu suka sampe nangis. Opsss..tiba2 seseorang yg lain nyeletuk. Ternyata dari tadi kami tidak berdua.hahaaa..
"Seriusan??" Kami berbarengan..
"Ampe segitunya.."
"Ehh kamu ajah gak pernah pacaran. Nanti klo punya pacar jg ngerasain yg namanya kangen.."
#menohok.. Baiklah..
"Terus gmn?" #sumpah ini percakapan galau bin gak penting. Tp lumayanlah..

"Iyah aku suka sebel sama pacarku. Klo dia kangen sma aku kayaknya aku bisa ngertiin dia dan bersedia memberikan waktuku buat dia, tapi giliran aku nih yang kangen apalagi aku disini, komunikasi juga susah. Kayaknya susah bgt.."
"Lah kok gitu?"
"Emangnya kamu gak pernah apa?"
"Hahahaa,gw terlalu gengsi buat semua itu.. Gw pernah menurunkan gengsi gw sampe titik terendah tapi ternyata gw kecewa, dan sekarang rada susah bwt percaya sama laki-laki. Gw masih trauma.."
"Gila..!"
"Klo gw bukan gitu.."
"Apa?"
"Intinya sih sama, terkadang aku bingung ajah sama laki-laki, bertahun2 kenal kita tapi gak ngerti jg, giliran kita yg pengen ngobrol, cerita, ketemu, atau apapun kayaknya susah bgt, tp klo dia yg punya kepentingan kayaknya kita selalu ready 24/7.."
"Sudah2.."
Aku sebagai org yang 'netral' alias tak pernah punya kekasih mencoba menetralkan egoisme wanita..
"Mungkin dia saat itu sibuk dengan urusan2 kuliahnya, urusan organisasinya, atau mungkin urusan keluarganya. Kita tidak bisa dan tidak boleh berharap dia selalu punya waktu untuk kita. Pertanyaannya siapa kita? Istrinya? Ibunya? Kakanya? Adiknya? Tantenya? Tunanganya? Atau siapanya?"
"Mungkin kamu itu pacarnya pacarmu, tapi coba berapa tahun pacarmu mengenalmu? Tentu saja berbeda dng segala kesibukanya bukan?"
"Bisa mengerti dan memahami kondisinya itu sepertinya lbh baik. Walapun sulit karen akan menjadi nomer keseratus dr sederet aktivitasnya, tp sadarilah bahwa aku yakin saat dia butuh kamu dan yakin bahwa hanya kamu yang bisa membantunya pasti yg dia cari adalah kamu. Kamu itu penting!!"

Walaupun dalam hati saya timbul pertanyaan 'siapa lo?' Hahaa..
Kejadian begini sering kok menimpa siapapun. Hanya pengertian dan menerima apa adanya yg bisa sedikit menetralkan suasana, walaupun terkadang becek2 dimata tak tertahan..
"Hahaaa, baiklah.. Terkadang orang yg tak berpacaran lbh netral dan bisa jd referensi.hahaaa"


Homeeeyyy, 05.00pm
Sept 3, 2011
"Kita itu penting kok, cuma lagi2 kadang penting itu beda-beda dan waktunyapun berbeda..

Comments

Popular posts from this blog

Operasi Sapu Lidi

Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar :  dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk...

Toraja Funeral, people can see your social stage from this moment..

I would say that I was really curious to know more about this moment, yes definitely Toraja Funeral. It has been three couple months from the first time when  I came here in Toraja which it splits to two districts, Tana Toraja and North Toraja Districts.  There are some differences between Tana Toraja and North Toraja, even thought this area was one district as Tana Toraja District. It spat about last 2009s.  Last three couple days I was seeing the funeral. It was scary for me due to many of buffaloes dead and people looked like happy to do it. I was wondering when some people were killing the buffaloes. They were pretty much laughing and saying “Hey the buffalo come here, don’t go anywhere after he killed a poor buffalo and the buffalo was much angry to him. They killed the buffaloes were so wicked and cruel, I thought that it would make the buffalo so scare. But again it was because the ‘adat’ rules. They had to kill the buffalo like t...

TE466 Self-branding Assignment: Fikriyah Winata

One day, my roommate told me: “Fik, you should take a rest. You have been working too long, take a break and don’t be too hard to yourself.”   I suddenly stop writing and calculating some math on GRE problem sets—at that time, I was preparing for my PhD application. Her thoughts about how hard I worked stopped me for seconds and gave me time to think and ask, “Have I been working too hard?”   I personally never think that I work ‘hard enough’, I always feel never enough in working. I always demand more to myself to improve my quality to be a better person. I take everything very seriously including something very small for others. To me, there is no unnecessary thing. Everything is important, and everything has its own value. And I will be taking every single work I have seriously, even it is only doing some dishes at my kitchen home.  My roommate’s perspective then made me really counted the duration I was studying, the number of problem sets I had solved, and how...