Skip to main content

Seputih Salju (Cerita dari U.S#1)

"Winter in the U.S 2011"
Begitulah kira2 sebuah kertas putih melekat dimeja belajar kamar kosan saya. Mimpi itu serta merta datang pada pikiran saya. Sebelumnya saya tidak pernah bermimpi akan menginjakan kaki ke tanah Paman Sam. Sampai pada suatu hari, tepatnya Ramadhan tahun 2011, seseorang yg bernama 'Randi Swandaru' mempost info beasiswa dimilis Goodwill untuk student exchange ke Amerika melaui program IELSP, saya coba apply beasiswa ini. (Jatuh bangunya saya hingga akhirnya mendapatkan beasiswa ini akan menjadi mozaik tersendiri dalam hidup saya) singkatnya, saya akhirnya mendapatkan kesempatan untuk belajar disana, yaitu di Iowa State University, Ames IA.


Saya bener2 di Amerika saat winter (25 Februari 2011) hehehe *nora
Its the REAL SNOW, Man.. Cold but Cool :)

Winter in the U.S was not only dream, but it was the reality :)
Dibelakang aku danau yang putih tertutup SALJU..!!:)


Saya terbang dari Narita menuju Mineapolis sekitar pukul 03.10pm dengan pesawat Delta Airlines. Mineapolis, MN sebagai gerbang saya memasuki U.S tepatnya melalui Saint Paul Int'l Airport. Setelah terbang di Atas Samudera Pasifik selama kurang lebih 12 jam, akhirnya saya akan landing di atas salju. Wow, jujur saat itu saya sangat nora dengan yg putih2. Karena it was my first time that I saw snow! Hahaa.. Ke negara 4 musim pas musim dingin, walapun beberapa bulan sebelumnya ke Pakistan dan disambut dinginnya winter, tapi winter di Pakistan tak bersalju hanya dingin dan angin yg bertiup menusuk. Intinya ini adalah pertama kalinya saya melihat salju dalam hidup saya selain di televisi. #nora!


St.Paul International Airport, Mineapolis, MN
Minesota, only transit :)


Tapi untungnya bukan saya saja yg bernasib seperti itu, karena kami semua!hahaa..


Alhamdulillah saya dapet window seat sehingga sebelum landing saya sudah bisa melihat daratan yg tertutupi salju. Subhanallah.. Winter in the U.S..:)


Rabb, saya diU.S, terima kasih.. hingga akhirnya pesawat saya benar2 landing dan saya bisa melihat seputih salju dari dalam terminal bandara. Sayangnya saya tidak bisa keluar bandara walaupun memiliki masa transit yang cukup lama sebelum melanjutkan perjalanan menuju Des Moines, yang merupakan ibu kota dari negara bagian Iowa.


Setelah menunggu kurang lebih 6 jam dibandara, puas rasanya berkeliling2, berfoto2, bahkan ketemu artis hollywood (tanpa sengaja) dan berfoto2 pula, kamipun menaiki pesawat selanjutnya menuju Iowa, yeaaayy..


I was surprised that it was the smallest airplane that I've got onboard.. Bener2 pesawat kecil yg isinya hanya puluhan orang, tanpa pramugari tentunya, saya lupa. Sepertinya tidak ada pramugari saat ini. Ukuran cabinpun dangat kecil, apalagi seat-nya. Hemm..sepertinya luasnya se Kopaja deh.hahaaa..


Setelah sedikit basa basi berbincang2 dengan orang sebelah saya yg ternyata civitas academic ISU untuk biologi molekuler, saya terpejam. Mungkin karena lelah. Namun, sebelum take off hampir 2 jam pesawat tidak bisa jalan karena too much snow, akhirnya petuga memberikan pengahangatan pd Delta Airlines ini agar bisa bergerak. Pesawatnya beku!! Hahaa, dasar anak2 ngejoke ajah.




45 menit terbang sayapun tiba di Des Moines Airport, Airport kecil tidak lebih besar dari Bandara Adi Sucipto. Disinilah kemudian saya bertemu kembali dengan bagasi saya, yeaaay.. That means it was my final destination after 2 days on the trip from Jakarta to the U.S..hahaaa


Ms.Xiong tercinta, Christ (dari IIE)-yg semua orang pasti setuju bgt klo saya blng Christ itu -unyu.haha, satu lg Jarret yg waktu itu jd asistenya Ms.Xiong. Mereka suda menunggu kami dari 2jam yang lalu..


Keluar bandara, waktu menunjukan pukul 8 malam waktu Iowa, perbedaan waktu dng Jakarta 13jam saat winter season. Dengan susah payah saya menggeret big koper saya, beserta semua barang2 saya masuk Van. Anak putri bersama Ms.Xiong sedangkan yg putera bersama Christ dan Jarret.


Waktu tempuh Des Moines-Ames sekitar 45menit. Kami kemudian menginap dihotel sekitar Ames sebelum akhirnya pindah ke Apartemen kami. Setibanya bersih2 dan disambut oleh Pizza party, Gila bener2 numpang hidup enak dinegeri orang.hahaa..


Pizza party berlangsung dengan makan2 pizza ukuran jumbo sejumbo2nya. Kami yg (jujur) udah laper banged tanpa malu2 langsung melahap pizza2 itu. Wooww, malam pertama kami di Ames berlangsung dan berlalu sempurna.hahaa


Esoknya, huaaah kami akan keliling Ames, ketempat2 wajib. Selepas sarapan pagi, asiikk.. Masing2 dari kami keluar hotel berfoto2 dengan salju.hahaa.. Kamipun keliling2 Ames and took so many photos.. Tak lupa saya berfoto saat menyentuh salju.hahahaa#nora!




Hari pertama, hari kedua salju masih menjadi barang bagus dan amazing, udah hari ke 3, kalimatnya udh beda 'hadeuh saljunya tebel dan dingin banget sih! #males.haaahaa


Walapun begitu, bisa menyentuh dan melihat seputih salju pada kesempatan ini adalah mimpi yg serta merta datang yg kemudian menjadi sebuah kenyataan..


Warna salju yg putih memberikan kelembutan dan kedamaian sendiri bagi saya. Klo Kung fu panda blng 'inner peace' hahaaa..Inner peace.. Inner peace..hahaaa


Seputih salju yg membuat saya dan menemani hari saya di U.S. Seputih salju yg membuat saya berpikir bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk kembali ke fitri dan terus memperbaiki dirinya..




Homeyyy, 21.25pm
Sept 3, 2011
Yaa Rabb, semoga saya berkesempatan lagi untuk merasakan seputih salju diwinter berikutnya. Aamiin..

Comments

Popular posts from this blog

Operasi Sapu Lidi

Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar :  dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk...

Toraja Funeral, people can see your social stage from this moment..

I would say that I was really curious to know more about this moment, yes definitely Toraja Funeral. It has been three couple months from the first time when  I came here in Toraja which it splits to two districts, Tana Toraja and North Toraja Districts.  There are some differences between Tana Toraja and North Toraja, even thought this area was one district as Tana Toraja District. It spat about last 2009s.  Last three couple days I was seeing the funeral. It was scary for me due to many of buffaloes dead and people looked like happy to do it. I was wondering when some people were killing the buffaloes. They were pretty much laughing and saying “Hey the buffalo come here, don’t go anywhere after he killed a poor buffalo and the buffalo was much angry to him. They killed the buffaloes were so wicked and cruel, I thought that it would make the buffalo so scare. But again it was because the ‘adat’ rules. They had to kill the buffalo like t...

TE466 Self-branding Assignment: Fikriyah Winata

One day, my roommate told me: “Fik, you should take a rest. You have been working too long, take a break and don’t be too hard to yourself.”   I suddenly stop writing and calculating some math on GRE problem sets—at that time, I was preparing for my PhD application. Her thoughts about how hard I worked stopped me for seconds and gave me time to think and ask, “Have I been working too hard?”   I personally never think that I work ‘hard enough’, I always feel never enough in working. I always demand more to myself to improve my quality to be a better person. I take everything very seriously including something very small for others. To me, there is no unnecessary thing. Everything is important, and everything has its own value. And I will be taking every single work I have seriously, even it is only doing some dishes at my kitchen home.  My roommate’s perspective then made me really counted the duration I was studying, the number of problem sets I had solved, and how...