Skip to main content

Bintang di langit Enrekang (mozaik cinta#2)

Tiba2 teringat kegiatan sebulan yg lalu, tepatnya satu bulan penuh sebelum bulan Ramadhan tahun ini.
Yah saat itu saya yg entah itungannya beruntung atau tidak 'harus' tinggal satu minggu disebuah desa terpencil bernama Benteng Alla Utara, kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Entahlah, yg saya yakini hanyalah 'perasaan' yg saat pertama kali (Januari 2011) saya mendatangi Rumah Pak Patola (kepala desa Benteng Alla' Utara) sekaligus ketua koperasi tani Benteng Alla' Utara. Patola adalah seorang sarjana pertanian yg baik dan mengerti masalah perkopian, saat Jeff (sang pembimbing tercinta) menyuru saya beserta beberapa mahasiswa Sydney Univ (Claire, Shaun, Bek, Oscar, dan Kate) - kami adalah anak2 yg memiliki research condong ke pertanian dan dunia komoditi. Oleh karena itu kami berpisah dng mahasiswa lainya yg masing2 sudah memiliki topik tertentu.

Baiklah, saat 30 Juni 2011 lalu Jeff, saya, dan Sof menginap dirumah Patola, saya langsung berpikir. Hemm, ini pasti gara2 Januari lalu 'otak dan pikiran bawah sadar saya' menerawang bahwa saat itu bukan kali terakhir saya kesana, dan benar saja. Hemm..

Saat itu, saya banyak berdiskusi dng Jeff dan Patola mengenai kondisi kopi yg sangat buruk panen tahun ini. Esoknya saya, Jeff, dan Sof berkunjung ke Rumah Pak Idris di Desa Bone-bone (ini akan menjadi mozaik sendiri dlm cerita saya).

Tepat tgl 2 Juli saya berpisah dengan Jeff dan Sof di Cake. Jeff harus melanjutkan tripnya ke Polewali, sedangkan Sof tentusaja melanjutkan Trip keliling Indonesianya (Sof ini adalah teman baru yg -unyu- hahaa, dia mahasiswa Sydney Univ angkatan 2005, sudah lulus dan bekerja di Aceh. Dia sedang melakukan perjalanan keliling Indonesia dr Sabang hingga Merauke dengan motor besarnya. Karena kebetulan sedng di Toraja dan saya dan Jeff-pun sedang di Toraja sehingga Sof bergabung dng kami 2 hari ini. Baiklah, kami berpisah sayapun kembali ke Desa Benteng Alla' seorang diri dengan ojek..(Jauh)..

Desa Benteng Alla' Utara sendiri adalah sebuah desa terpencil terletak pd ketinggian 1500mdpl, itu artinya suhunya sangat dingin dimalam hari. Knp saya disini dan kembali ke sini? Tidak lain dan tdk bukan karena ini adalah lokasi penelitian pertama saya. BAU memiliki hasil pertanian kopi yang sangat baik dengan kualitas tinggi. Seperti yg kita tahu bahwa kopi arabika hanya hidup diketinggian lebih dari 12 00mdpl, dibawah itu mungkin bisa, namun cita rasa kopinya tentu saja sangat berbeda.

Tidak sulit bagi saya untuk tinggal disana. Hidup sederhana (terkadang hanya bermakan nasi dan kecap - ini senjata saya, kecap dan saus selalu menjadi bekal trip saya baik keluar kota, desa terpencil maupun luar negeri). Yah yg pasti tidak ada signal. Tentu saja saya sulit berkomunikasi dng orang2 di Jakarta. Namun lagi2 saya bukanlah org penting yg setiap saat dihubungi atau menghubungi orang, tidak jg ada org yg betul2 mengkhawatirkan saya, karena orangtua - Ibu dan keluarga sudah terlalu percaya bahwa saya bisa jaga diri. Pacar? Wah alhadulillah blm punya jd tentu saya tdk ada seseorang yg 'absolutely' khawatir dng saya.hahahaa,,
Well, baiklah. Intinya karena saya orang kampung dan dari kampung jd tidak sulit bagi saya untuk beradaptasi dengan desa terpencil diatas bukit yg jauh dr mana2.

Apa yg saya kerjakan??
Tentu saja mencari data skripsi saya. Menulis, bertemu petani, ke kebun, ke pasar (mengecek harga kopi dipasar), masak karena kadang si Indok' (ibunya Patola) sering pergi kesawah dan kebun sementara dirumah banyak orang, kasian pada laper.. Hemm, yg pasti ada 30 kuesioner structured interview saya dengan metode kualitatif yg harus saya isi dan 'mengobrol' dng petani2. Malamnya saya menulis. Namun sayangnya, agak susah mengatur jadwal 'ketemuan' dengan petani. Mereka sibuk, pagi hari sudah berangkat ke kebun, kebunnya jauh sekali, hingga sore. Terkadang saya keliling2 kampungpun tidak bertemu petani. Pernah seharian panas2an dari ujung2 ke ujung tapi gak nemu satupun petani. Nasib..

Akhirnya hari kedua saya merubah strategi,saya samperin kerumahnya dimalam hari dengan menggunakan ojek karena gelap, hutan, dan jauh2. Hanya dapat 5 responden untuk malam ini karena mereka sudah pada tidur dan lelah. Hadeuh harus gmn atuh? Besokanya saya susulin ke kebun walaupun jauh, alhamdulillah lumayan ketemu banyak petani, tapi malamnya saya tepat. Saya berusaha kejer structured interview serta pencarian data secepat2nya, karena saya punya misi yg lain. Gila man, udh jauh2 gw kesini cuma buat si skripsweet doank? Kapan gw belajar yg lain selain belajar hidup?#emang mau belajar apa?hahaa

Alhamdulillah, للّهُ memudahkan. Semua data dapat pd hari keempat,that means saya masih punya waktu 3hari untuk melakukan hal lain.. Saya ketik data2 yg penting dilaptop sisanya saya rekam dalam buku2 dan kertas2 dilapangan. Saya tidak mau spending much time in front of my laptop. Saya mau belajar tentang 'mereka'.. people, culture, dan semua hal yg berbeda dng di Jawa.


Beruntungnya, dirumah ini banyak sekali anak2 yg tinggal. Yeaay, I love Kids!! Patola sejak dari pertama saya tinggal orangnya pergi ke Jakarta karena ada rapat (entah rapat apah?). Dan inilah saat yg saya tunggu2. Apa? Mengajari mereka belajar? English, math, and other? Do they need it?? Of course, I would love to do more than teaching. Saya suka mengajar anak2, apalg anak2 didesa terpencil yg polos dan memang membutuhkan.

Disana banyak sekali anak2 SD, SMP sepupu2 satu kali, 2 kali, bahkan sodara jauh Patola yg tinggal dirumahnya. Mereka sdng libur sekolah dan sering menemani saya dilapangan dan ke kebun. Udin, Kasman, hamzah, Niar, Dody, Irma, dll.. Saya ingin mengajari mereka English. Mereka mengadu pada saya bahwa mereka tidak mendapatkan pengajaran yg baik disekolah terlebih english. Tentusaja dengan senang hati saya mengajari mereka setiap malam.

Saat bersama merekalah misi saya, saya bangun. Hanya satu yg saya ingin tinggalkan dimana dan kemanapun saya pergi yaitu "Berbagi mimpi" jika mereka tidak (belum) punya mimpi saya akan mengajari mereka bagaimana bermimpi, bagaimana membangun sebuah mimpi yg akan menjadi pondasi mereka dalam menjalani proses hidup ini. Saya ingin suatu hari, saya bertemu mereka baik di Jakarta, pulau Jawa, atau bahkan luar Indonesia. Setelah belajar dan saat belajar biasanya kami membuat api unggun dan karena dinginnya terkadang kami duduk mengelilinginya. Dan yg selalu aku lakukan adalah menatap bintang Ɣªήğ bertaburan dilangit Enrekang setiap malamnya, entahlah begitu indah, begitu aku terpesona oleh pancaranya yg selalu menerangi malam2 kami, selalu menerangi aku dan anak2 ini.. Rabb, sungguh begitu indah ciptaan-Mu, begitu aku tak ada apa2nya..Subhanallah..

Beloved kitchen,01.35pm
Sept 3, 2011
Kau tahu apa yg aku dapatkan saat ini, dulunya hanyalah mozaik mimpi seorang anak bocah kecil, termasuk menatap bintang bertabur di langit Enrekang..

Comments

Popular posts from this blog

Operasi Sapu Lidi

Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar :  dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk

We were the IELSP Cohort 8 - Iowa State...

Okay, now let me show my IELSP Cohort 8 - Iowa State family.. I lived with them for 2 months during exchange program, obviously we never knew each other before IELSP. We came from the differences of provinces in Indonesia, from Sabang to Merauke, then we made friends, love, and togetherness.. I love u guys, thanks for filled in my heart for 2 months in Iowa.. Hoped can meet you again in the other occasion.. :D She is Sari Ayu Maghdalena, also known Alien. She was my roommate.  She was biology student at her university. Came from Medan, North Sumatera. Alien was like my daughter. She could not cook, I felt really pity of her when she was hungry. Haha. Then, I always cooked for us then we eating together. I loved to make dinner meals for us, for breakfast we were such 'anak kosan' it was expensive time to take breakfast. We slept over then woke up late. Haha, never 'mandi pagi' as well because of the weather was so COLD just "kucek-kucek' mata, make up, and wen

Japan! I promised u that I would be back!

Tokyo, 25 April 2011 Sekitar pukul 05.00 waktu setempat (Bandara Narita Tokyo) kami landing dari Minneapolis. Kebetulan saat itu rombongan IELSP Cohort 8 Iowa State University sudah tidak ditemani oleh pihak IIEF. Ali Ibrahim sebagai ketua rombongan dan saya sebagai wakil ketua rombongan. Sebagai orang yang sedikit mengerti dunia pesawatan saya mengambil peran lebih banyak saat kepulangan rombongan. Khususnya hari itu.. Delta Airlines (Pesawat kami) terkena petir Setelah mengantri di Security Check Bandara Narita saya segera mengalihkan teman2 untuk menuju Gate kami. Saat itu masih tidak banyak orang, kami berlari 'hurry' karena waktu transit tidak lama dan FYI : security check bandara narita 'agak' remphong, ribet, dan antrinya panjang, maklum Narita adalah salah satu bandara sibuk di Dunia. Setelah menunggu tiba2 ada pengumuman kalau pesawat kami akan delayed selama 30menit. Its okay , itu biasa. Kita tidak pernah tahu apah yang terjadi diudara. Tiba2, delayed