Setelah berdiskusi dengan rasa takut dan stress akhirnya saya memutuskan untuk menghampiri dokter spesialis mata lagi. Setelah sebelumnya Ramadhan lalu saya check-up ke dokter saya, dan dia bilang "Kamu ke poliklinik mata saja, mata kamu harus di 'sayat' diambil benjolan kecilnya, yah dilakukan operasi kecil gitu, Fik. Tenang saja, semua pasti lancar, palingan beberapa menit saja, dan biusnya juga bius lokal kok.."
What? Disayat. Hadeuh, serem amat. Saya berusaha untuk tidak berpikir yg macam2. Sedikit banyak kondisi ini mempengaruhi saya. Kenapa? Karena saya termasuk orang yg rajin menjaga kesehatan dan mengikuti kaidah2 dan higienis, masalahnya klo gak gigi yah mata. Saya takut? Iyalah. Mata kanan mau di 'sayat', meskipun bius lokal, tetep saja sakit.
Akhirnya saya mencari jalan lain. Hari itu saya bertemu dengan dokter lain, mencari dokter yang bisa menyarankan saya mengkonsumsi obat dan melumuri salep saja dibandingkan di 'sayat' dan sayapun berhasil.
"Kenapa Fik?"
"Ini dok, mata saya sudah lebih dari 2 bulan cenderung sedikit mengecil dan ada benjolan kecil. Nggak sakit sih, tapi gak nyaman ajah lama-lama."
"Sini saya lihat."
Dokterpun memegang mata saya, menyenter dan berkata.
"Gak perlu disayat seperti yang kamu bilang kok, minum obat saja. Saya buatkan resepnya."
Yeaay alhamdulillah..:)
Seminggu sudah saya bergalau-galau dengan mata saya. Saya konsumsi obat dari dokter, namun hasilnya semakin tidak ada perubahan. Mata saya semakin bengkak dan akhir-akhir ini justru terasa sakit, khususnya jikalau bangun tidur, agak perih. Saya jadi tambah galau. Entahlah, saya takut saja dengan kenyataan. Tapi itu bukan saya. Lalu, saya beri waktu untuk diri saya untuk bergalau-galau ria hingga batas waktu yang ditentukan.
Saya hentikan minum obat, karena tak ada perubahan yang signifikan. Akhirnya saya berpikir, bahwa saya harus mengakhiri masalah ini, klo didiemin terus, mau sampai kapan? H-7 lebaran saya kembali ke kampung halaman a.k.a Tangerang, saya putuskan untuk berobat ke poliklinik di Tangerang saja, karena sebelumnya yg menyarankan saya operasi kecilpun dokter saya yg di Tangerang.
Tapi entahlah, apa saya butuh dukungan moril? Saya bisa kok melalui semuanya sendiri. Cuma mata doang kok. Tapi hingga hari setelah lebaran saya masih diliputi rasa takut. Takut 'disayat' matanya dan pasti sakit banget. Akhirnya saya kemukakan kepada beberapa teman di gank labil tentang kondisi ini, terlebih karena masalah ini mempengaruhi rencana liburan kami. Mereka tentu saja menginginkan yg terbaik bagi saya dan menyemangati saya.
Senin 5 Sept 2011, saya putuskan untuk bertemu dengan dokter dipoliklinik mata dan siap untuk dilakukan operasi kecil. Setelah semalam sebelumnya saya bbm-an dengan kakanya teman saya, dan beliaupun sangat baik. "Semoga baik-baik ajah yah, kabarin nanti." Namun, entah kenapa seninnya perasaan takut itu serta merta datang. Saya, ввм kakanya teman saya dan berkata,
"Mbak, gak jd ke RS-nya"
"Kenapa?"
"Besok mbak.."
Huaah, tadi malam saya mengumpulkan semangat dan keberanian untuk berani bertemu dengan dokter spesialis mata dan siap untuk dioperasi kecil. Jika dokter meminta operasi kecilnya hari ini tentu saja saya bersedia. Ya Rabb, semoga semuanya baik-baik saja..
Pagi inipun setelah selesai memasak, beres-beres rumah (semenjak bibi dirumah pulang kampung) tugas 'negara' beralih pada saya. Saya putuskan untuk berangkat ke RS, lalu kemudian ke poliklinik mata dan bertemu dokter spesialis mata. Huah, padahal semalam saya sudah packing untuk berlibur dengan teman2 labil ke pantai dan bersilaturahin ke rumah mbak ia sebelum ke sana. Semoga rencananya berjalan lancar.
Tanpa ditemani siapapun sayapun keluar rumah. Rasa takut dan stress membuat saya tidak enak badan. Tapi saya tetap harus keluar rumah dan berangkat. Semangat ketemu teman2 dan keluar dari masalah 'mata' membuat saya yakin klo diluar sana masih banyak orang2 yang mempunyai permasalahan dan sakit lebih mengkhawatirkan dari yang saya alami. Mengapa juga saya mesti galau dan stress? Itu bukan saya! Semangat..!!
Setelah menunggu 5 menit akhirnya saya bertemu dengan dr. Tommy A (Sp. Mata).. Mengutarakan keluhan saya. Tapi dokter berkata klo saya bisa melakukan perawatan mata terlebih dahulu dengan cairan tetes mata, salep mata, dan minum obat. Saya kemudian membahas masalah 'sayat2'an mata, kata dokter nanti saja jika memang (harus) operasi kecil, karena masih ada kemungkinan sembuh dengan perawatan tersebut. Dokter Tommy-pun membuatkan saya resep. Satu perkara lancar.. :) #Kamu masih bisa sembuh tanpa operasi kecil kok..
Woow, saya surprised ternyata harga cairan2, salep2, dan obat yang tercantum dikertas resep dokter Tommy sangat mahal, tepatnya lebih mahal dari harga tiket pesawat Jakarta-Macau yg saya booked Februari lalu..hahaa..
Alhamdulillah..
#Ketakutan itu akan serta merta datang menghampiri, semakin hari akan menjadi semakin besar. Seperti gunung yang kuat dan menguasai diri kita. Kita lengah sedikit, dia akan semakin senang dan menjadi-jadi. Kuncinya adalah di diri kita sendiri. Mengikuti rasa takut, atau mengakhiri rasa takut itu sendiri..??
#Lagi-lagi yg namanya kesehatan itu mahal harganya, karena seperti hadist-nya Rasululloh "Jika ada satu saudara kita yang merasakan sakit, maka kitapun akan merasakan sakitnya.." Begitupula dengan anggota tubuh kita, jika satu saja dari anggota tubuh kita ada yg berbeda dan tidak sehat maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakannya pula. Terutama stress karena kepikiran.. Oleh karena itu kita harus pintar-pintar menjaga kesehatan kita dan lingkungan. Sayangi dirimu, karena banyak hal yang bisa terbengkalai jika badanmu tak sehat.
#Hikmah lainnya adalah, harga obat2an dan tulisan yang namanya resep itu sangat mahal, bahkan bisa lebih mahal dari harga tiket pesawat keluar negeri. Sayangkan klo harus merogoh tabungan dalam-dalam sementara daftar tempat yg harus didatengin masih banyak, agenda backpacking didepan mata.hahahaa..
#Klo kita stress, teman2, lingkungan, kelurga bisa menjadi tempat bersandar. Tapikan kesibukan mereka itu bukan hanya kita. Jangan sampe gara2 kita butuh 'cerita' kita malah mengganggu waktunya.. :)Berusahalah untuk tidak bergantung pada siapapun..
Angkot Cikokol-Lippo, 12.56 pm
Sept 6, 2011
Jika masih ada kesempatan, maka tunaikanlah kesempatan itu..
What? Disayat. Hadeuh, serem amat. Saya berusaha untuk tidak berpikir yg macam2. Sedikit banyak kondisi ini mempengaruhi saya. Kenapa? Karena saya termasuk orang yg rajin menjaga kesehatan dan mengikuti kaidah2 dan higienis, masalahnya klo gak gigi yah mata. Saya takut? Iyalah. Mata kanan mau di 'sayat', meskipun bius lokal, tetep saja sakit.
Akhirnya saya mencari jalan lain. Hari itu saya bertemu dengan dokter lain, mencari dokter yang bisa menyarankan saya mengkonsumsi obat dan melumuri salep saja dibandingkan di 'sayat' dan sayapun berhasil.
"Kenapa Fik?"
"Ini dok, mata saya sudah lebih dari 2 bulan cenderung sedikit mengecil dan ada benjolan kecil. Nggak sakit sih, tapi gak nyaman ajah lama-lama."
"Sini saya lihat."
Dokterpun memegang mata saya, menyenter dan berkata.
"Gak perlu disayat seperti yang kamu bilang kok, minum obat saja. Saya buatkan resepnya."
Yeaay alhamdulillah..:)
Seminggu sudah saya bergalau-galau dengan mata saya. Saya konsumsi obat dari dokter, namun hasilnya semakin tidak ada perubahan. Mata saya semakin bengkak dan akhir-akhir ini justru terasa sakit, khususnya jikalau bangun tidur, agak perih. Saya jadi tambah galau. Entahlah, saya takut saja dengan kenyataan. Tapi itu bukan saya. Lalu, saya beri waktu untuk diri saya untuk bergalau-galau ria hingga batas waktu yang ditentukan.
Saya hentikan minum obat, karena tak ada perubahan yang signifikan. Akhirnya saya berpikir, bahwa saya harus mengakhiri masalah ini, klo didiemin terus, mau sampai kapan? H-7 lebaran saya kembali ke kampung halaman a.k.a Tangerang, saya putuskan untuk berobat ke poliklinik di Tangerang saja, karena sebelumnya yg menyarankan saya operasi kecilpun dokter saya yg di Tangerang.
Tapi entahlah, apa saya butuh dukungan moril? Saya bisa kok melalui semuanya sendiri. Cuma mata doang kok. Tapi hingga hari setelah lebaran saya masih diliputi rasa takut. Takut 'disayat' matanya dan pasti sakit banget. Akhirnya saya kemukakan kepada beberapa teman di gank labil tentang kondisi ini, terlebih karena masalah ini mempengaruhi rencana liburan kami. Mereka tentu saja menginginkan yg terbaik bagi saya dan menyemangati saya.
Senin 5 Sept 2011, saya putuskan untuk bertemu dengan dokter dipoliklinik mata dan siap untuk dilakukan operasi kecil. Setelah semalam sebelumnya saya bbm-an dengan kakanya teman saya, dan beliaupun sangat baik. "Semoga baik-baik ajah yah, kabarin nanti." Namun, entah kenapa seninnya perasaan takut itu serta merta datang. Saya, ввм kakanya teman saya dan berkata,
"Mbak, gak jd ke RS-nya"
"Kenapa?"
"Besok mbak.."
Huaah, tadi malam saya mengumpulkan semangat dan keberanian untuk berani bertemu dengan dokter spesialis mata dan siap untuk dioperasi kecil. Jika dokter meminta operasi kecilnya hari ini tentu saja saya bersedia. Ya Rabb, semoga semuanya baik-baik saja..
Pagi inipun setelah selesai memasak, beres-beres rumah (semenjak bibi dirumah pulang kampung) tugas 'negara' beralih pada saya. Saya putuskan untuk berangkat ke RS, lalu kemudian ke poliklinik mata dan bertemu dokter spesialis mata. Huah, padahal semalam saya sudah packing untuk berlibur dengan teman2 labil ke pantai dan bersilaturahin ke rumah mbak ia sebelum ke sana. Semoga rencananya berjalan lancar.
Tanpa ditemani siapapun sayapun keluar rumah. Rasa takut dan stress membuat saya tidak enak badan. Tapi saya tetap harus keluar rumah dan berangkat. Semangat ketemu teman2 dan keluar dari masalah 'mata' membuat saya yakin klo diluar sana masih banyak orang2 yang mempunyai permasalahan dan sakit lebih mengkhawatirkan dari yang saya alami. Mengapa juga saya mesti galau dan stress? Itu bukan saya! Semangat..!!
Setelah menunggu 5 menit akhirnya saya bertemu dengan dr. Tommy A (Sp. Mata).. Mengutarakan keluhan saya. Tapi dokter berkata klo saya bisa melakukan perawatan mata terlebih dahulu dengan cairan tetes mata, salep mata, dan minum obat. Saya kemudian membahas masalah 'sayat2'an mata, kata dokter nanti saja jika memang (harus) operasi kecil, karena masih ada kemungkinan sembuh dengan perawatan tersebut. Dokter Tommy-pun membuatkan saya resep. Satu perkara lancar.. :) #Kamu masih bisa sembuh tanpa operasi kecil kok..
Woow, saya surprised ternyata harga cairan2, salep2, dan obat yang tercantum dikertas resep dokter Tommy sangat mahal, tepatnya lebih mahal dari harga tiket pesawat Jakarta-Macau yg saya booked Februari lalu..hahaa..
Alhamdulillah..
#Ketakutan itu akan serta merta datang menghampiri, semakin hari akan menjadi semakin besar. Seperti gunung yang kuat dan menguasai diri kita. Kita lengah sedikit, dia akan semakin senang dan menjadi-jadi. Kuncinya adalah di diri kita sendiri. Mengikuti rasa takut, atau mengakhiri rasa takut itu sendiri..??
#Lagi-lagi yg namanya kesehatan itu mahal harganya, karena seperti hadist-nya Rasululloh "Jika ada satu saudara kita yang merasakan sakit, maka kitapun akan merasakan sakitnya.." Begitupula dengan anggota tubuh kita, jika satu saja dari anggota tubuh kita ada yg berbeda dan tidak sehat maka anggota tubuh yang lainnya akan merasakannya pula. Terutama stress karena kepikiran.. Oleh karena itu kita harus pintar-pintar menjaga kesehatan kita dan lingkungan. Sayangi dirimu, karena banyak hal yang bisa terbengkalai jika badanmu tak sehat.
#Hikmah lainnya adalah, harga obat2an dan tulisan yang namanya resep itu sangat mahal, bahkan bisa lebih mahal dari harga tiket pesawat keluar negeri. Sayangkan klo harus merogoh tabungan dalam-dalam sementara daftar tempat yg harus didatengin masih banyak, agenda backpacking didepan mata.hahahaa..
#Klo kita stress, teman2, lingkungan, kelurga bisa menjadi tempat bersandar. Tapikan kesibukan mereka itu bukan hanya kita. Jangan sampe gara2 kita butuh 'cerita' kita malah mengganggu waktunya.. :)Berusahalah untuk tidak bergantung pada siapapun..
Angkot Cikokol-Lippo, 12.56 pm
Sept 6, 2011
Jika masih ada kesempatan, maka tunaikanlah kesempatan itu..
Comments
Post a Comment