Damai. Aku terteguk oleh bau kedamaian itu. Begitu menusuk. Aku menoleh. Seujung ruangan menjadi seonggok kotak sempit. Menjadi lantunan melodi maha sempurna. Yah, damai.
Lagi-lagi dia damai. Tapi bukan aku, aku itu riuh. Sekian. Bukan pula selesai. Aku adalah manusia riuh yang tak pernah ingin berhenti bersuara. Berisik ungkapnya tak pupus ku dengar. Namun, aku butuh kedamaian. Ku toleh sudah irama-irama merdu pembawa damai. Jika ku ingat sudah lama ternyata aku bersamanya. Tak ku ingat persisnya sejak kapan. Namun,yah lama. Tak terasa sudah, aku cukup mengerti bahwa kedamaian itu bukan ada pada dirinya, tapi pada diriku ini, yah ada pada diriku yang riuh.
Semakin ku ingat aku semakin yakin bahwa kedamaian itu memang milikiku, ada pada diriku, ada disini. Jika perlu aku bertanya pada dinding kamarku, sudah sebanyak apa dia mendengar riuh lantunanku, jelas dia bosan. Aku sendiri bosan. Tapi lagi-lagi kedamaian tidak pernah bosan bersamaku. Aku ingin selalu membawanya, bersamanya. Bersama kedamaian yang ada padaku.
Tapi aku bohong.
Sudah begitu lama aku berbohong pada dinding kamarku. Aku berbohong.
Aku berkata bahwa aku akan selalu menjaga kedamaian itu. Tapi. Sepertinya kedamaian masih ingin masuk kedalam relung lain. Bukan relungku?
Tapi aku bohong.
Aku bohong lagi.
Aku bohong pada duri yang menjadikan permata palsu. Yah, aku bohong. Bukan untuk kedamaian itu ada. Dia hanya berpura-pura. Dia hanya ingin aku senang. Dia hanya tak ingin melihatku sendiri. Dan dengan terpaksa dia mengikuti aliran nafasku.
Tidak, aku berdusta. Aku berdusta.
Sudah bukan perkara mudah untuk berdiskusi dengan kedamaian yang selalu menyertaiku. Sudah bukan hal mudah untuk menyeka gelombang.
Tapi, aku dan kedamaianku, masa lalu, kini, dan nanti.
Aku dan kedamaianku.
Bagiku kedamain akan bersamaku selalu, memberikan energi-energi positif. Damai dan tidak riuh. Damai dan tidak banyak suara, damai dan selalu mendamaikan.
Biarlah aku belajar agar kedamai tak hilang dari aliran nafasku, biarlah aku belajar betapa kedamaian itu bukan untuk dicapai begitu saja, tapi diusahakan, diperjuangkan, disabari, dan diikhlaskan..
Inner Peace!
Depok, 00.59 WIB
January, 29 2012
FW :*
Lagi-lagi dia damai. Tapi bukan aku, aku itu riuh. Sekian. Bukan pula selesai. Aku adalah manusia riuh yang tak pernah ingin berhenti bersuara. Berisik ungkapnya tak pupus ku dengar. Namun, aku butuh kedamaian. Ku toleh sudah irama-irama merdu pembawa damai. Jika ku ingat sudah lama ternyata aku bersamanya. Tak ku ingat persisnya sejak kapan. Namun,yah lama. Tak terasa sudah, aku cukup mengerti bahwa kedamaian itu bukan ada pada dirinya, tapi pada diriku ini, yah ada pada diriku yang riuh.
Semakin ku ingat aku semakin yakin bahwa kedamaian itu memang milikiku, ada pada diriku, ada disini. Jika perlu aku bertanya pada dinding kamarku, sudah sebanyak apa dia mendengar riuh lantunanku, jelas dia bosan. Aku sendiri bosan. Tapi lagi-lagi kedamaian tidak pernah bosan bersamaku. Aku ingin selalu membawanya, bersamanya. Bersama kedamaian yang ada padaku.
Tapi aku bohong.
Sudah begitu lama aku berbohong pada dinding kamarku. Aku berbohong.
Aku berkata bahwa aku akan selalu menjaga kedamaian itu. Tapi. Sepertinya kedamaian masih ingin masuk kedalam relung lain. Bukan relungku?
Tapi aku bohong.
Aku bohong lagi.
Aku bohong pada duri yang menjadikan permata palsu. Yah, aku bohong. Bukan untuk kedamaian itu ada. Dia hanya berpura-pura. Dia hanya ingin aku senang. Dia hanya tak ingin melihatku sendiri. Dan dengan terpaksa dia mengikuti aliran nafasku.
Tidak, aku berdusta. Aku berdusta.
Sudah bukan perkara mudah untuk berdiskusi dengan kedamaian yang selalu menyertaiku. Sudah bukan hal mudah untuk menyeka gelombang.
Tapi, aku dan kedamaianku, masa lalu, kini, dan nanti.
Aku dan kedamaianku.
Bagiku kedamain akan bersamaku selalu, memberikan energi-energi positif. Damai dan tidak riuh. Damai dan tidak banyak suara, damai dan selalu mendamaikan.
Biarlah aku belajar agar kedamai tak hilang dari aliran nafasku, biarlah aku belajar betapa kedamaian itu bukan untuk dicapai begitu saja, tapi diusahakan, diperjuangkan, disabari, dan diikhlaskan..
Inner Peace!
Depok, 00.59 WIB
January, 29 2012
FW :*
Comments
Post a Comment