Skip to main content

Grad School Dream: Ohio State University



Sore ini diajakin ngobrol santai sore sama Mang Dudin (Mamang = Om) dan Mama Opi (Tante) dan keluarganya, kebetulan mamang lagi ada meeting sama klien-nya di daerah Depok. Mamangnya meeting aku ngobrol-ngobrol sama Mama Opi, Syifa (adek sepupu) dan Nenek (Ibunya Mama Opi). Sebenernya dari tadi pagi tenggorokan dan hidung minta digaruk banget, alhasil rencana libur ini mau ke pasar dan mencuci bajupun nampaknya akan di postpone sampai weekend besok.

Seperti biasa, obrolan diawali dengan saya yang nanya-nanya progress Syifa di club Volley. Kebetulan Mang Dudin sejak SMP dahulu memang pemain volley andalan kampung kami. Sampai merantau ke Jakarta volley semakin menjadi-jadi sehingga anak-anaknya mulai dikenalkan volley, sparing partner, dan juga di masukan club. Lain lagi sama Opi (kaka-nya Syifa yang sudah duluan di volley). Sepertinya Mang Dudin dan mama Opi mendukung sekali Syifa untuk jadi athlete volley dan berencana untuk dimasukan ke sekolah athlete Ragunan. Semoga lancar cita-citanya. Aamiin..

Selain bertanya progress latihan volley saya juga selalu bertanya tentang sekolahnya dan juga rencananya untuk bimbel dan les bahasa inggris. Syifa masih kelas 4 SD yah, masih main-main karena itulah saya pelan-pelan sambil santai mengarahkannya. Setelah mengobrol ini itu, gantian saya yang ditanya-tanyain oleh keluarga. Hemm.. biasanya Nenek klo udah ngobrol begini akan bertanya seputar yang urusannya nyerempet-nyerempet ke nikah. Namun beberapa waktu lalu saya bersilaturahim ke rumah mamang saya sudah menjelaskan bahwasannya saya memang sudah ada niat untuk menikah, namum belum ada yang hatinya tergerakan melamar saya. Luckily saya tidak menganut faham “In a relationship” jadi keluarga saya tidak bertanya lanjutan karena memang tidak ada laki-laki yang dekat dengan saya. Begitu.. Sementara mama opi, seperti biasa selalu berdiskusi pekerjaan. Beliau kebetulan bekerja di pajak dengan load kerja yang lumayan berat. Obrolan satu demi satu kami lontarkan. Kemudian saya melanjutkan dengan.. Rencana untuk melanjutkan study ke Amerika.

Begitulan.. Setelah satu bulan ini, saya mendekatkan diri sama Allah, lebih dekat. Semakin yakin bahwa tahun ini saya harus apply universitas di Amerika tahun ini, tahun 2013. Saya baru menyelesaikan study S1 di Geografi UI tepatnya sidang tanggal 2 Juli 2012, dan baru wisuda 7 September 2012. Kemudian melamar kerja disana-sini dan Allah menunjukan saya pada Esri Indonesia. Dan semakin yakin untuk kembali belajar Geografi.

Sehabis lulus dan wisuda saya belum mantap untuk mendaftar S2. Selain belum yakin akan kuliah dimana? Di Negara mana? Atau di dalam negeri? Dan mau mencari sponsor kemana? Gak mungkin bayar sendiri.hehe.. Dan kebimbangan ini saya kemudian menemukan Esri Indonesia. Alhamdulillah.. Di Esri tentu saja saya belajar, dan belajar. GIS is about learning and learning, its kinda longlife learning..

Sejak dulu saya selalu bermimpi untuk melanjutkan study. Dan belum mantap, program study yang akan diambil pun belum mantap. Masih abu-abu. Antara in line dengan geografi atau di luar jalur study S1 saya. Negara tujuan study-pun masih abu-abu. Masih mau disini, disana, asalkan ada kesempatan. Ternyata tidak begitu. Mimpi itu tidak bisa ditawar-tawar sobat. Kita yang mau kita yang menetukan. Allah memudahkan, Allah meridhai, orangtua dan keluarga mendukung, semesta mendukung. Itu baru impian.

Beberapa bulan bekerja di Esri Indonesia saya menjadi yakin untuk mengambil GIS di departemen Geografi. Saya masih bingung, ada beberapa negara yang memiliki raputasi yang sangat baik untuk bidang ilmu kebumian. Dan untuk Geografi sendiri tentu saja Oxford University di UK tercatat sebagai departemen Geografi terbaik di dunia. Sementara untuk GIS- geographic information systems, merupakan technical geography yang lebih didominasi oleh kampus-kampus Amerika dengan keberadaan esri inc di Redlands sebagai perusahaan software GIS dengan market terbesar di dunia tentunya. Belum lagi kepemilikan satellite luar angkasa, Amerika benar-benar membuat timbangan saya menjadi berat. Belanda dan Jerman juga adalah negara yang sangat harus dipertimbangkan untuk study geografi khususnya GIS, belanda terutama ITC memiliki reputasi yang sangat baik di bidang GIS. Begitu pula dengan beberapa universitas di Jerman. Jepang memegang peranan penting dalam ilmu Penginderaan Jauh (Remote Sensing) bidang ilmu yang hubungannya saling melengkapi dengan GIS. Jika larinya ingin ke Remote Sensing Jepang sangat memadai, terutama lab remote sensingnya yang sudah tidak diragukan lagi. New Zealand, negara di ujung selatan itu-pun tidak kalah penting untuk dipertimbangkan karena atmosfer kuliah dan hidupnya yang membuat saya tidak ingin pulang tahun 2011 silam. Sekiranya negara-negara itulah yang kemudian saya coba list dan masukan kedalam “Negara Tujuan Esdua” yaitu UK, Amerika, Belanda, Jerman, Jepang, dan New Zealand.

Alhamdulillah dari negara-negara tersebut yang belum saya kunjungi hanya UK, dan Jepang (waktu itu hanya 2 jam melihat keindahan Tokyo dimalam hari sepulang dari U.S).. Semakin hari semakin bekerja di Esri dan terus mencari tahu mengenai GIS dan juga tentunya sambil berdoa sama Allah dengan pilihan-pilihan yang ada, agar ditunjukan. Karena semua negara, universitas dan bidang ilmu berbeda sistem penerimaannya, waktu pendaftarannya, dan juga apply beasiswa serta syarat-syarat untuk mengajukan beasiswa juga demikian. Semakin baik jika sudah ada tujuan dan mana yang ingin dicapai sehingga memudahkan kita untuk melangkah. Pilihan itu kemudian jatuh kepada Amerika, yah Amerika. Dengan berbagai pertimbangan tentunya. Selain karena saya sudah pernah belajar di kampus Amerika sewaktu pertukaran mahasiswa dahulu, sudah sedikit banyak mengetahui karakter dan sistem belajar disana, juga inshaAllah link kesana sudah sedikit banyak saya pelajari. InshaAllah saya pilih Amerika, bismillah.. Selain itu, InshaAllah untuk graduate program bidang GIS Amerika adalah tempat yang pas. InshaAllah..

Kemudian, Aaahhh hari itu.. Mbak Fitri, manager di divisi saya di kantor memberi tahu saya bahwa beliau akan resign. Ya Allah.. saya tidak tahu harus berekspresi bagaimana, beliau adalah boss pertama saya secara professional. Saya belum siap mbak, tapi bagaimanapun itu adalah pilihannya. Dimanapun dia berada, beliau adalah role model untuk saya. Mbak, tetap menginspirasi saya yah mbak. Hari itu pulalah impian besar untuk sekolah esdua di Amerika keluar dari mulut saya. Sebelumnya saya belum pernah menceritakan kepada siapapun. Semua itu mengalir, saya bercerita kepadanya. Saya bermimpi untuk kembali ke Amerika untuk belajar GIS di graduate program salah satu universitas di Amerika. Mbak Fitri-pun mendukung saya, mendukung mimpi saya untuk mengikuti jejaknya.. Allah mudahkan..

Beberapa minggu ini, semetara load pekerjaan dikantor sedang banyak dan saya selalu pulang malam overtime. Selain menghabiskan masa-masa hari-hari terakhir bekerja dengan Mbak Fitri sebelum beliau pindah ke kantor barunya, kami selalu overtime. Saya, Mbak Fitri, dan Athian selalu overtime untuk NSDI dan kami menikmati kerja overtime terakhir-akhir kami dengan Mbak Fitri. Sementara saya juga tidak ingin menunda-nunda waktu, saya harus punya progress untuk #ImpianEsdua saya. Malam sepulang kantor atau dikantor sehabis makan siang sebelum masuk jam kerja lagi saya selalu sempatkan mencari informasi mengenai universitas dengan reputasi Geografi dan GIS terbaik di Amerika. Dan Banyak sekali, yaiyahlah Fik, di Amerika hampir semua universitas bagus kali. Dari beberapa minggu pencarian sana sini di dunia google saya mendapatkan 20 Universitas dengan reputasi Geografi terbaik di Amerika.

Kemudian dari 20 Universitas dengan Geografi terbaik itu saya pelajari betul satu per satu. Saya pelajari betul Admission-nya, sistem perkuliahannya, waktu kuliahnya, jenis universitasnya (public atau private), tentu saja program study-nya, mata kuliah yang harus diambil ditiap semesternya, kurikulumnya, research-research yang dihasilnya oleh staff pengajar dan alumni-alumninya, prospek karir dan lulusannya, dan tentunya yang paling penting adalah siapa faculty membernya. Selain itu ada yang penting lain bagi saya yaitu, kota tempat tinggal saya kelak ketika saya menjalani pendidikan di Amerika untuk dua tahun salam hidup saya. Karena saya tidak ingin berkuliah atau belajar di kota besar, jikapun harus belajar di Ibukota State dan merupakan kota terbesar di State tersebut namun bukan pusat kota atau masuk jajaran kota-kota terbesar di Amerika. Saya tidak ingin belajar untuk esdua di New York, LA, LV, Chicago, karena bagi saya kota-kota tersebut lebih cocok untuk berlibur dan bersenang-senang jikalau spring break misalnya.hehe.. Saya juga pengen sekali kesana tapi bukan untuk menimba ilmu.hehe.. Saya prefer untuk tinggal di kota kecil, yang aman, damai, atau Ibu kota state yang tidak terlalu crowded.

Setelah ngubek sana sini, dengan berbagai pertimbangan saya kerucutkan pilihan saya menjadi 4 universitas dengan reputasi geografi terbaik di Amerika yaitu Arizona State University (ASU), the University of Redlands, Michigan State University (MSU), dan Ohio State University (OSU). Saya sungguh bingung, ke empat universitas ini semuanya bagus, reputasinya sangat baik untuk bidang ilmu yang akan saya ambil. Kemudian perlahan saya pelajari kembali siapa pengajarnya? Kurikulum belajarnya? Ketersediaan program study di Departemen Geografi-nya? Dan lain-lain yang lebih spesifik. Termasuk sekiranya ada beasiswa dari universitasnya untuk graduate program, Assistantship program, keterlibatan dalam project penelitian, alih-alih saya bisa mendapatkan beasiswa dari Indonesia yang sudah saya gambol kesana, alih-alih kalau saya mau terjun bebas dengan bekerja disana. Seperti saat saya memutuskan untuk merantau ke Depok tanpa Rupiah ditangan dan saya mengadukan hidup saya hingga lulus S1.. kalau ingat perjuangan itu, rasanya Amerika terasa begitu dekat.. Aamiin ya Allah.. Mudahkan Rabb..

Pilihan saya jatuh kepada the University of Redlands, bagi saya GIS yah Esri, GIS yah Redlands. Because Redlands is the home of GIS. Begitu, belum lagi instructor yang mengajar di Redlands adalah pentolan-pentolan orang Esri, Inc. Saya semakin yakin bahwa saya harus apply Redlands tahun 2013 ini. Namun setelah saya pelajari kembali, saya pelajari baik-baik semuanya ternyata saya kurang pas untuk di Redlands University, banyak hal yang saya rasa nggak klik. Kemudian satu persatu dari tiga yang lainnya saya pelajari baik-baik satu persatu. Tidak lupa saya juga meminta sama Allah semoga dikuatkan dan ditunjukkan kepada pilihan yang terbaik. Saya beberapa kali solat hajjat dan puasa beberapa hari semata-mata agar ditunjukan mana universitas yang akan menjadi tujuan #esdua saya.

Alhamdulillah, kriteria yang saya ingin ada pada Ohio State University. Allah, semoga ini adalah pilihan saya yang terbaik. Bismillah saya akan apply Ohio State University, Graduate Program in College of Art and Science, Geography Department. Program study-nya adalah GIS and Spatial Analysis. InshaAllah saya akan apply universitas dan fellowship-nya fall tahun 2013 ini. Semoga Allah senantiasa memudahkan perjuangan saya untuk belajar iBT Toefl dan GRE (yang susahnya nauzubillah.hehe).. Allah mudahkan mimpi saya Allah, ridhai niat baik saya untuk berkuliah lagi.. Dan saat ini saya mulai menjalin persahabatan dengan iBT dan GRE books, serta persiapan untuk berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Karena Departemen Geografi di OSU masuk kedalam the TOP 5 Geography Departments in the U.S..Ini perjuangan banget.. Allah mudahkan Allah.. Aamiin.. Juga menabung untuk test iBT dan GRE lumayan mahal.hehe, semoga Allah senantiasa memudahkan semuanya. Aamiin.. mohon doanya semua, may the universe also pray for me. Aamiin ya Rabbil allamin..

Mimpi itu tidak boleh asal-asalan. Mimpi juga jangan dibiarkan, kejar terus, kerja terus. Sampai pada suatu hari bahwa saya sudah berada di Columbus untuk belajar GIS and Spatial Analysis di Ohio State Univeristy. Aamiin ya Allah..

Sampai jumpa di Columbus..
Salam,

Fikriyah Winata

Comments

Popular posts from this blog

Operasi Sapu Lidi

Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar :  dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk...

Toraja Funeral, people can see your social stage from this moment..

I would say that I was really curious to know more about this moment, yes definitely Toraja Funeral. It has been three couple months from the first time when  I came here in Toraja which it splits to two districts, Tana Toraja and North Toraja Districts.  There are some differences between Tana Toraja and North Toraja, even thought this area was one district as Tana Toraja District. It spat about last 2009s.  Last three couple days I was seeing the funeral. It was scary for me due to many of buffaloes dead and people looked like happy to do it. I was wondering when some people were killing the buffaloes. They were pretty much laughing and saying “Hey the buffalo come here, don’t go anywhere after he killed a poor buffalo and the buffalo was much angry to him. They killed the buffaloes were so wicked and cruel, I thought that it would make the buffalo so scare. But again it was because the ‘adat’ rules. They had to kill the buffalo like t...

TE466 Self-branding Assignment: Fikriyah Winata

One day, my roommate told me: “Fik, you should take a rest. You have been working too long, take a break and don’t be too hard to yourself.”   I suddenly stop writing and calculating some math on GRE problem sets—at that time, I was preparing for my PhD application. Her thoughts about how hard I worked stopped me for seconds and gave me time to think and ask, “Have I been working too hard?”   I personally never think that I work ‘hard enough’, I always feel never enough in working. I always demand more to myself to improve my quality to be a better person. I take everything very seriously including something very small for others. To me, there is no unnecessary thing. Everything is important, and everything has its own value. And I will be taking every single work I have seriously, even it is only doing some dishes at my kitchen home.  My roommate’s perspective then made me really counted the duration I was studying, the number of problem sets I had solved, and how...