Sudah empat hari ini saya dirawat
di rumah sakit Bunda Margonda, dengan diagnose typhus. Aaah rasanya.. Ini
pertama kalinya saya dirawat dirumah sakit sepanjang hampir 25 tahun umur
saya..
Ceritanya hari kamis lalu, saya
memutuskan untuk istirahat total dikosan. Selain karena tanggal merah dan tidak
mengantor. Sejak bangun tidur entah kenapa kepala saya seperti muter-muter,
tenggorokan perih, badan ngilu-ngilu dan greges tidak karuan. Saya yakin saya
kecapean dan butuh istirahat. Tidur seharian dan tidak ngapain-ngapain seharian
hanya solat. Masak, dan makan biasanya akan mengembalikan kondisi saya. Hari
kami situ saya hanya keluar sebentar untuk bertemu dengan mang Dudin dan Mama
Opi (Om dan Tante saya). Sisanya saya total dikosan. Rencana untuk berkunjung ke
Rumah anak murid di Kota Wisatapun saya batalkan dengan sopan.
Ternyata, kondisi badan saya
tidak berubah. Jumatnya, saya tetap kerja. Saya pikir istirahat total kemarin
belum cukup mungkin. Jumatnya saya kerja dengan kondisi badan yang sudah tidak
karu-karuan. Sepulang kerja saya sudah meniatkan diri bahwa sabtu besok saya
akan istirahat total lagi, dan Alhamdulillahnya weekend ini tidak ada agenda
keluar Depok selain liqo di MUI. Pikiran saya, saya bisa istirahat sabtu dan
minggu. Sabtu dilalui dengan dikosan, hanya melakukan kegiatan wajib saja.
Tidak ngapai-ngapain karena badan benar-benar sudah tidak bisa dibawa kompromi.
Tenggorokan semakin sakit, suara mulai menghilang, kepala masih muter-muter,
bada masih greges dan ngilu-ngilu, ditambah pilek. Saya hajar dengan OBH Combi
dan Panadol, rutin. Anehnya, saya yang biasanya tidak suka jajan sembarangan
tiba-tiba jadi suka dan menganggap bahwa gorengan itu sangat enak, dan anything
happen gak apa-apalah makan gorengan. Bandel. Sabtu saya jajan gorengan di MUI
nitip sama Indah, padahal gorengannya tidak enak-enak amat, tapi entahlah
tenggorokan semakin sakit.
Minggunya saya hanya ke Pasar
belanja sayuran mingguan seperti biasa, dan pulang dengan tepar. Padahal Cuma
kepasar, saya langsung ngedrop. Saya tidak kemana-kemana. Nyuci dikit Cuma 1
bak dan istirahat, berharap besok senin ke kantor sudah fit. Karena Rajab,
anak-anak kosan heboh untuk puasa Rajab, saya tidak ikutan dulu karena kondisi
tubuh sangat tidak memungkinkan. Tetapi saat sahur saya juga bangun sekalian
QL, anehnya saya masih kuat saat itu, hingga solat subuh dan minum obat
tiba-tiba saya sudah tertidur karena reaksi obat yang saya minum. Saya, bangun
dengan kondisi sudah datang bulan, dan badan semakin sakit dan tidak
karu-karuan lebih lemas dari hari-hari sebelumnya.
Saya berngakat ke Kantor dengan
lemas, sampai laptop kerja saya tertinggal di kosan, bagaimana bisa laptop
kerja ketinggalan. Sementara saya sudah sampai Ciganjur, saya pulang ke kosan
lagi mengambil laptop dan mengabari Mbak Fit kondisi saya. Saat itu sudah
semakin lemas. Sampai di kantor saya jaketan terus (dari jumat sih). Kondisi
saya semakin lemas dan pusing, entah kenapa sudah dimasukin makanan apapun saya
tetap lemas. Dan karena saya pikir saya hanya kecapean yang berlarut-larut saya
makan yang tidak pantang-pantang. Senin itu kami (saya dan 9 orang kolega
dikantor) makan siang bersama di Mie Aceh samping Cilandak Mall. Pertama untuk
saya makan di Mie Aceh, dan baru tahu kalau bumbunya strong rempahnya. Sampai
kantor tambah lemas, teman-teman kantor sudah memperhatikan bahwa kondisi saya
memburuk. Hari itu saya izin mbak Fit untuk tidak over time, saya pulang sesuai
jam pulang kantor. Saya mau ke dokter,nyerah juga dengan kondisi badan yang
semakin tak menentu, Mbak Fit juga menyarankan saya untuk periksa darah
takutnya typhus atau DB.
Pulang kantor saya mengendari
motor dengan sempoyongan, lemas sekali rasanya. Sampai di intersection
Cilandak-Ciganjur saat ingin belok kanan saya sudah nge-sent jauh-jauh tapi
saat belok dari kana dipepet Avanza dari kiri dipepet motor yang mau belok
juga. Hadeuh, saya gas ajah, terserah deh jadinya gimana udah lemas, mau
cepet-cepet sampe kosan. Sampai kosan saya makan malam sebentar dan ada urusan sebentar,
saya bersama Dita (Adek kosan). Jam 8 malam saya baru bisa ke Rumah Sakit, saya
ke Grha Permata Ibu di dekat perapatan kukusan. Setelah mengantri mendaftar dan
ini itu saya baru sekitar jam setengah sembilanan diperiksa oleh dokter di UGD,
periksa ini itu, ditanya ini itu. Dokter meminta saya untuk langsung periksa
darah ke lab. Tepat jam Sembilan malam darah saya diambil dilab, dan diminta
menunggu 45menit hasilnya dan kembali lagi ke dokter UGD. Dengan sabar saya menunggu,
dan badan sudah benar-benar drop. Saya lemas sekali saat itu, sudah tidak tahu
harus bagaimana.
Jam 10 malam hasil lab keluar
saya kembali ke Dokter Ridwan di UGD dengan membawa hasil pemeriksaaan darah
dari lab. Dan malam itu saya dinyatakan typhus (typus) dengan kondisi yang
sudah parah dan harus dirawat inap. Waduuh, begitu ekspresi saya setelah
mendengar penjelasan dokter Ridwan. Namun, malam itu saya putuskan untuk pulang
dan beristirahat kekosan. Saya katakana pada dokter bahwa sangat tidak mungkin
saya rawat inap mala mini, besok saya ada meeting dengan klien di NTT Data
Sudirman bersama Mbak Fit dan Athian, untuk presentasi modul GIS Technologies
yang saya custom. Namun dokter Ridwan memberikan saya surat sakit agar tidak
masuk kerja dan berkata, kamu harus istirahat. Aaaaghhh.. saya bingung, kondisi
saya sudah sangat tidak memungkinkan tapi disisi lain saya punya tanggung jawab
dengan pekerjaan saya. Saya langsung sms Mbak Fit dan Athian. Mbak Fit, meminta
saya untuk beristirahat dan tidak memikirkan pekerjaan dahulu. Saya kembali ke
kosan, dan anehnya, saat saya dan Dita menaiki motor dan membayar parkir motor
saya masih baik-baik saja, tetapi saat kami menyeberang dan mendekat ke
Perempapatan ban belakang motor saya sudah kemps se-kempes-kempesnya,
sepertinya bocor. Dan itu untuk pertama kalinya sejak motor saya baru. Kenapa
harus mala mini? Kondisinya sudah jam 11 malam, mana ada tukang tambal ban buka
jam segini? Kamipun (Dita sih) yang mendorong motor saya hingga kosan dan kami
berjalan. Saya sudah sangat lemas sekali, dan tangan kana saya habis diambil
darah pula. Sampai kosan pukul setengah 12 malam, saya tepar setepar-teparnya.
Saya benar-benar ngedrop. Saya
tidak bisa apa-apa, besoknya saya menghubungi mbak Ati (orang accounting Esri)
yang mengurusi keuangan-keuangan kantor saya menanyakan bahwa saya harus rawat
inap, namu karena saya pegawai baru di kantor dan kartu asuransi saya belum
jadi. Mbak Ati menghubungi pihak asuransi dan saya bisa untuk rawat inap di RSU
Bunda Margonda. Alhamdulillahnya Eka (sahabat saya sejak SMA) sedang ada proyek
dosen di Lenteng dan langsung meluncur ke Depok. Aaah Alhamdulillah, beliau
menemani saya packing dan langsung menuju UGD RSU Bunda Margonda. Saya minta
dirawat inap dan menyerahkan hasil lab dari Rumah Sakit Grha Permata Ibu semalam.
Saya resmi masuk rawat inap Rumah Sakit untuk pertama kalinya salam hidup saya.
Saya masuk RS sekitar pukul 16.00
hari selasa, 14 Mei 2013. Eka pulang ke Tangerang setelah magrib. Kemudian
teman-teman kosan, Ka Ve, Ka Icha, Mila, Dito menjenguk langsung, dan Ijo genk
labilpun tidak kalah heboh menjenguk juga. Alhamdulillah.. Dede adek kosan
Alhamdulillah menemani di rumah sakit malamnya..
Ke esokan harinya, Aaargh
semalaman saya tidak bisa tidur. Meriang, panas, dingin, ngilu di sekujur tubuh
menjelang akan tidur. Kepala kumat pusing lagi, dan jam 3 paginyapun kebangun
karena perut saya seperti berdendang, bukan, bukan karena lapar..-___- Yah
begitulan efek typhus. Saya tetap sabar dan tenang, toh memang begitu yang
namanya sakit.
Paginya Dede berangkat kampus
kuliah, Alhamdulillah ada Alfi genk labil yang menjenguk dan membawa cerita2
ringan seputar persiapan pernikahannya, begitupun dengan si calon-nya yang
sedang di site. Kocak dan bikin ketawa. Dasar Alfi yang selalu random :p
sepeningggalan Alfi saya kembali sendiri. Saya nyaman-nyaman saja dimanapun
saya berada meski saya sendiri asalkan perlengkapan perang saya (buku dan
laptop) tak ketinggalan. Siangnya memang terasa lebih baik dari malam hari,
saya tidak boleh berpikir yang terlalu keras apalagi mengerjakan pekerjaan
kantor. Namun saya juga tidak meau buang-buang waktu #tetep bandel. Saya
pelan-pelan belajar CASA (Creating and Analyzing Surfaces Using ArcGIS Spatial
Analyst). Yah pelan-pelan kok belajarnya. Sorenya teman-teman liqo Wahe dan Ai
menjenguk, dengan cerita selepas liqo terakhir yang tertunda. Sehabis margib
seperti biasa teman-teman datang kembali menjenguk. Pasukan kosan Dita, Lusi,
Lubna, Rani, Sarah kembali memberikan keceriaan kepada saya. Namun mereka tidak
lama karena di usir satpam.. Denty dan Indah menyusul Wahe dan Ai yang sudah
datang duluan, Alhamdulillah.. Ami Goodwill sahabat saya juga datang menjenguk
saat saya sms saya dirawat. Alhamdulillah teman-teman saya sangat perhatian
pada saya. Sebelum tidur Ika sahabat saya juga datang menjenguk hingga jam
10-an. Keluhan saya masih sama. Semoga besok lebih baik dan bisa tidur, kali
itu yang menemani gentian Dita, karena Dede besok kuliah pagi.
Kamisnya, seperti biasa pagi-pagi
saya mandi dan bersih-bersih, sarapan, minum obat baca buku. Tiba-tiba setelah
makan siang, datanglah Ka Icin, Mas Faris, dan Bani. Sementara Pasukan Esri
Indonesia yang lainnya dimobil Mbak Fit belakang. Aaarrrghh saya bahagia bukan
main, akhirnya ketemu mbak Fit sebelum beliau pindah ke USAID. Mbak, I’ll miss you a lot, for sure! Mbak
Fit, Athian, Reza, dan Mbak Ati kemudian menyusul. Satu jam bersama mereka
sedikit mengobati kerinduan saya pada kantor. Bagi saya Esri Indonesia bukan
hanya kantor tempat bekerja, tetapi tempat belajar GIS, belajar bersahabat, dan
kekeluargaan dengan staff Esri yang lainnya. Saya senang, meski saat terakhir
Mbak Fit peluk saya, saya nyaris nangis. Tapi saya tahan. She has decided a change for her life. Saya support mbak fit untuk
membuat satu perubahan yang terbaik untuk Mbak Fit. Saya pasti kangen mbak
fit..
Sepeninggalan Esri family saya
kembali sendiri dikamar dan kembali kepada laptop dan CASA. Sorean Rani, Lubna,
dan Dita datang sambil bercerita TA mereka. Sebelum magrib Sinta dan Mom
jenguk, Aaarrggh seneng banget, Mom bawain 4 butir telur ayam kampung rebus
dari ayam-ayam peliharaan-nya Mom dirumahnya, senengnya. Sinta juga
menceritakan pengalaman survey-nya di Mentawai dan mengoleh-olehkan saya kaos
Bukit Tinggi. Karena Sinta dan Mom sedang puasa jadi selepas margib mereka
pamit untuk solat dan makan malam bersama. Saya kembali sendirian, tapi saya
senang teman-teman Alhamdulillah tidak henti-hentinya menjenguk dan memberikan
keceriaan, saya sama sekali tidak merasakan bete di rumah sakit. Tiba-tiba
Ansar IELSP datang juga menjenguk saya Alhamdulillah, beliau janjian dengan Ka
Vita IELSP namun karena tidak pernah bertemu ka Vita dan bb-nya mati he had no
idea how to find ka Vita, sampai 30 menit ka Vita baru sampai kamar inap saya.
Ka Vita ternyata bersama Wulan ILDP, Waaah betapa dunia ini sempit sekali
ternyata Ka Vita satu kantor dengan Wulan. Kamipun bercerita panjang lebar.
Sayangnya Ka Vita dan Wulan harus pulang duluan. Sementara Ansar masih menunggu
Acho IELSP yang katanya akan datang menjenguk juga. Selam 30 menit Acho pun
tiba dengan 2 orang asing yang belum kami kenal. Yang ternyata dua orang teman
Acho itu anak-anak UI yang lingkarannya kami kenal, yah seperti biasa temennya
temen yah temen temen juga.hahaha.. Ansar dan Acho ini kedua teman bergila dan
heboh saya di IELSP, mereka selalu heboh dan seru. Saya seperti orang yang
sudah sembuh, seru-seruan dengan cerita ‘bodoh’ mereka. Malamnya Mama Opi dan
Mang Dudin datang menjenguk juga. Kemudian sempat berkenalan dengan Ansar dan
Acho juga kedua teman Acho. Dede yang akan menemani saya sudah ada di kamar
juga saya kenalkan kepada keluarga saya. Mang Dudin dan Mama Opi sangat
bersyukur karena teman-teman saya sangat perhatian. Kami mengobrol mengenai
keluarga yang ringan-ringan saja, saya masih sakit.hehe.. InshaAllah saya besok
mau bilang ke dokter kalau saya ingin pulang ke kosan. Mang Dudin dan Mama Opi
pulang sekitar pukul 10-an. Saya dan Dede beristirahat.
Esok harinya saya sudah persiapan
pulang ke kosan, saya sudah beres-beres. Yang masih saya buka hanya laptop dan
buku-buku. Yang lain sudah saya pack. Alhamdulillah sorenya dokter datang, dan
saya diizinkan pulang, dengan obat rutin yang harus saya minum, juga Selasa
depan harus control lagi. Alhamdulillah.. Apapun salam hidup kita pasti ada
hikmahnya. Begitupun saat kita sakit.
Terima kasih untuk keluarga,
sahabat, kolega, teman-teman yang ditengah kesibukanya menyempatkan untuk
menjenguk saya, terima kasih teman-teman yang karena jarak yang jauh tetapi
Alhamdulillah doanya baik melalui telpon, sms, twitter, facebook Alhamdulillah
saya sudah baikan. Terima kasih semoga Allah membalas semua kebaikan kalian..
Rumah Sakit Bunda Margonda, 17
Mei 2013
16.50 WIB
Banyak hikmah disetiap peristiwa
salam hidup kita yang sudah Allah persiapkan agar kita semakin bersyukur dan
tentu saya berpikir.
Comments
Post a Comment