Skip to main content

Jadi Relawan (Bersihin Rumah Orang) di Christchurch New Zealand

Salah satu kegiatan yang saya lakukan ketika mengikuti event UNESCO Youth Forum di New Zealand Desember 2011 silam adalah Community Engagement. Sebelumnya panitia yang saat itu keseringannya komunikasi dengan Laurance (UNESCO Commission for New Zealand) beliau yang dengan rajinnya menghubungi peserta dari berbagai negara. Termasuk didalamnya adalah pemberitahuan bahwa akan adanya  kegiatan tersebut sekalian kostum yang harus di kenakan saat ke lapangan.

Kami semua termasuk saya excited sekali dengan kegiatan ini. Pintarnya Darryl (Head of UNESCO Asia Pacific) adalah menaruh kegiatan yang (ternyata melelahkan ini) diawal rangkaian kegiatan. Awalnya kami semua tidak kepikiran kalau kegiatan community engagement ini bener-bener 'engagement' haha.. Kirain cuma liat-liat doang ke lokasi bekas gempa Christchurch Februari 2011 silam. Ternyata oh ternyata.. But over all, it was fantastic jobs for us! we had done awesome teamwork even at the beginning we didnt know each other!

Pagi itu, tanggal 10 Desember 2011.. Semua peserta sudah sarapan pagi sekitar pukul 07.00 Am.. Setengah jam sarapan kamipun berkumpul di lobby. Rencananya pagi ini kami akan mengikuti kegiatan "Pembukaan" yang akan dilaksanakan langsung di kediaman "Kepala Suku" Maori. Demi tercapainya acara yang lancar dan berlangsung sempurna, maka kepala suku maori akan menjampe-jampe dulu. Haha.. sounds Indonesia sekali.. or Banten banget ada Jampe-jampe sekali. But that was true, we came to Maori and we did the ceremony seriously, indeed! Dengan asumsi hampir semua peserta menggunakan pakaian sangat resmi (termasuk saya) Yaaah standar opening ceremony gimana sih? Blazer! definitely..

Beberapa waktu setelah pembukaan di Rumah Kepala Suku Maori kami disuguhi yah semacem snack ringan, tapi jujur enak dan manis-manis. Sambil mengobrol sekitar 45 menit. Banyak yang diceritain oleh kepala suku terutama kehidupan Maori sendiri. Aaah, saya masih kebayang upacara Maori itu sendiri. Tidak! That was first time when my face faced with the guys' faces. Gilak! Nggak mau-mau lagi deh ikutan acara upacara adat Maori, tapi sebagai foreign yang baik dan peserta upacara yang khidmat kami semua hanya mengikuti prosesi upacara. Bismillah.. niat kami baik, menghargai perbedaan di dunia ini kawan..

Well, seselesainya dari kediaman Maori Darryl meminta kami memberntuk kelompok 'Kerja' Oiah sebelumnya kami juga diajak Darryl berjalan-jalan alias mengunjungi beberapa tempat di CHC yang hancur banget karena gempa CHC 2011. Ancur! Banyak gedung-gedung ancur terutama gereja-gereja, hancur parah dan sangat mengkhawatirkan. Sekarang masih dalam perbaikan, belum lagi jalan-jalan yang masih pecah-pecah. Darryl kemudian membawa kami ke 'venue' well ada beberapa pilihan 'venue'. Intinya sih sama juga community engagement. Ada rumah+taman, kebun, dll.. Kami, saya dan beberapa temen-temen Indonesia memilih rumah+kebun. Kamipun diantarkan oleh sebuah bis lengkap dengan sarung tangan karet, dll tidak lupa Vicki Soanes menemani team kami. Sementara sebelum berpisah saya melihat teman saya memakai baju semacem engineer gitu yang panjang, untuk bersih-bersih kebun!

Gedung di Christchurch sisa gempa CHC 2011 silam
Lucunya, kebanyakan dari kami yang notabene berpakaian resmi setelah dari upacara Maori masih mengenakan blazer, celana/rok bahan, sepatu ada juga yang pake heels, untungnya saya pake boots.haha sama ajah sih ujung-ujungnya kotor. But it was so funny!

Kami dikasih satu rumah. Woww.. awalnya itu rumah biasa ajah dilihar dari luar. Jumlah kami sekitar 20 orang, campur tumplek dari berbagai negara, belum pada kenal juga. Kemarin rata-rata pada tiba sore/malam ke CHC belum pada kenalan. Paginya kami udah kerja. haha.. Kegiatannya yaitu bersihin belakang rumah orang yang kotor banget, kotor karena puing-puing gempa, tanaman yang selama berbulan-bulan tidak terurus, sisa-sisa sampah yang terseret-seret atau memang sampah rumah yang bersangkutan. Ada ayunan bahkan, ada botol-botol minuman, ada sisa-sisa furniture yang rusak, dll.. Banyak sekali yang kami bersihin karena belakang rumah itu awalnya seperti hutan belantara sampah dan puing-puing.

Kira-kira kegiatan bersih-bersih kami hari itu begini. Ada beberapa yang masih pakai blazer kan? hehehe. Ada juga yang ganti baju di bis, kawan! hahaha

Hari itu seru banget, sejujurnya masih jetlag dan ternyata kegiatan bersih-bersih kami lakukan lebih dari 5 jam kawan! Sambil ketawa-ketawa, ngobrol, dan nyari-nyari sampah semuanya tidak terasa. Dan tidak terasa ternyata kami langsung akrab satu sama lain gara-gara kerja team bersih-bersih rumah orang CHC hari itu. Sampe college house langsung tepar! Aseli saya tepar.. Hahaha..

Cheers!

Comments

Popular posts from this blog

Operasi Sapu Lidi

Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar :  dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk...

Toraja Funeral, people can see your social stage from this moment..

I would say that I was really curious to know more about this moment, yes definitely Toraja Funeral. It has been three couple months from the first time when  I came here in Toraja which it splits to two districts, Tana Toraja and North Toraja Districts.  There are some differences between Tana Toraja and North Toraja, even thought this area was one district as Tana Toraja District. It spat about last 2009s.  Last three couple days I was seeing the funeral. It was scary for me due to many of buffaloes dead and people looked like happy to do it. I was wondering when some people were killing the buffaloes. They were pretty much laughing and saying “Hey the buffalo come here, don’t go anywhere after he killed a poor buffalo and the buffalo was much angry to him. They killed the buffaloes were so wicked and cruel, I thought that it would make the buffalo so scare. But again it was because the ‘adat’ rules. They had to kill the buffalo like t...

TE466 Self-branding Assignment: Fikriyah Winata

One day, my roommate told me: “Fik, you should take a rest. You have been working too long, take a break and don’t be too hard to yourself.”   I suddenly stop writing and calculating some math on GRE problem sets—at that time, I was preparing for my PhD application. Her thoughts about how hard I worked stopped me for seconds and gave me time to think and ask, “Have I been working too hard?”   I personally never think that I work ‘hard enough’, I always feel never enough in working. I always demand more to myself to improve my quality to be a better person. I take everything very seriously including something very small for others. To me, there is no unnecessary thing. Everything is important, and everything has its own value. And I will be taking every single work I have seriously, even it is only doing some dishes at my kitchen home.  My roommate’s perspective then made me really counted the duration I was studying, the number of problem sets I had solved, and how...