Skip to main content

DreamCatcher : I Went to Paris Last Night (In My Dream)

Hayo siapa yang gak mau ke Eropa? Siapa yang gak mau ke Paris? Siapa yang gak mau liat menara Eiffel? Ini impianclassic, impian sejuta umat, dan juga impian saya. Then, I promised myself that I would be there!

Pagi itu, saya dan dua orang teman saya diajak breakfast oleh Ibu Maria dari KBRI Wellington, disebuah restoran bernamaBordeaux Bakery. Dari namanya saya yakin kalau restoran ini memiliki keterkaitan dengan Prancis. Meskipun begitu masuk tidak ada satu pelayan restoranpun yang menyapa kami dengan kata ‘Bonjour’. Namun, breakfast kami kali ini benar-benar mengingatkan saya pada salah satu mimpi saya akan Paris, impian yang serta merta saya dan dua orang teman saya selalu bicarakan setiap kali berangkat kuliah.

Yah, pagi itu dibis menuju kampus saya bersama Riska dan Alien yang sama-sama sedang menumpang belajar di kampus Iowa State University mengulas akan impian besar kami. Riska ingin sekali menginjakan kaki ke benua Eropa, saya begitupun Alien tidak mau kalah. Saya yang saat itu memegang invitation letter untuk menghadiri conference di Jerman dengan penuh semangat merakit mimpi bersama mereka. “Doakan yah aku jadi berangkat ke Jerman. Harus banget mampir ke Paris!” Kami bertiga menggebu-gebu merajuk mimpi. Eropa begitu indah jika hanya dimimpikan, Eropa terlalu cantik jika hanya dibayangkan, terutama Paris dengan menara Eiffel-nya yang menjadi daya tarik jutaan wisatawan asing setiap tahunnya. Entahlah kami bertiga begitu suka berbicara tentang Paris, Eiffle, dan Eropa padahal saat itu kami sungguh sedang menjalani dan menikmati hasil impian kami selama ini yaitu ‘Winter in the U.S’  Namun saat kami sudah menunggangi apa yang kami impian, saat itupula kami mengukir impian kami yang lain. Kami terus bermimpi, karena kami yakin mimpi kami saat ini akan menjadi kenyataan dikemudian hari.

Hah, saya kemudian kembali pada sebuah omelet dan roti yang saya pesan untuk breakfast kali ini. Berbincang-bincang dengan Ibu Maria dan dua orang teman saya. Ibu Maria kemudian bertanya kepada kami, “Sudah mengunjungi negara mana saja?” satu persatu dari kami menjelaskan pengalaman kami masing-masing. Kebetulan salah satu dari kami sudah ada yang berlabuh di Paris. Oh, saya hanya bisa menelan ludah dan berjanji pada diri sendiri. Saya pasti kesana. Saya yakin!

Namun, sayangnya saat saya ke Eropa, menikmati Indahnya Amsterdam dengan ‘ribuan’  kanal-kanal yang menghiasi kota itu, lalu ke Frankfurt menelusuri Belanda - Jerman dengan bis Eurolines. Menikmati besar dan kokohnya Frankfurt Main Hbf seorang diri dikala malam dengan balutan dinginnya angin musim semi. Karena keterbatasan dana dan juga visa, saya menunda mimpi saya untuk melihat Eiffel. Dan saat itupula saya berjanji saya akan kembali ke Eropa.

Setelah menikmati breakfast kami pagi itu, Ibu Maria mengajak kami keliling Wellington dan mengunjungi KBRI. Sebelumnya satu hal yang tentu tidak boleh terlewatkan. Berfoto dibawah bendera Prancis. Saya yakin berfoto dibawah bendera Prancis adalah stumulus kuat yang akan membuat impian saya menjadi nyata. Saya percaya akan stimulus itu. Saya juga percaya bahwa Paris itu nyata.

Keesokan harinya saat saya bangun, Yes I Went to Paris Last Night (In My Dream). *F*W*

Comments

Popular posts from this blog

Operasi Sapu Lidi

Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar :  dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk

We were the IELSP Cohort 8 - Iowa State...

Okay, now let me show my IELSP Cohort 8 - Iowa State family.. I lived with them for 2 months during exchange program, obviously we never knew each other before IELSP. We came from the differences of provinces in Indonesia, from Sabang to Merauke, then we made friends, love, and togetherness.. I love u guys, thanks for filled in my heart for 2 months in Iowa.. Hoped can meet you again in the other occasion.. :D She is Sari Ayu Maghdalena, also known Alien. She was my roommate.  She was biology student at her university. Came from Medan, North Sumatera. Alien was like my daughter. She could not cook, I felt really pity of her when she was hungry. Haha. Then, I always cooked for us then we eating together. I loved to make dinner meals for us, for breakfast we were such 'anak kosan' it was expensive time to take breakfast. We slept over then woke up late. Haha, never 'mandi pagi' as well because of the weather was so COLD just "kucek-kucek' mata, make up, and wen

Japan! I promised u that I would be back!

Tokyo, 25 April 2011 Sekitar pukul 05.00 waktu setempat (Bandara Narita Tokyo) kami landing dari Minneapolis. Kebetulan saat itu rombongan IELSP Cohort 8 Iowa State University sudah tidak ditemani oleh pihak IIEF. Ali Ibrahim sebagai ketua rombongan dan saya sebagai wakil ketua rombongan. Sebagai orang yang sedikit mengerti dunia pesawatan saya mengambil peran lebih banyak saat kepulangan rombongan. Khususnya hari itu.. Delta Airlines (Pesawat kami) terkena petir Setelah mengantri di Security Check Bandara Narita saya segera mengalihkan teman2 untuk menuju Gate kami. Saat itu masih tidak banyak orang, kami berlari 'hurry' karena waktu transit tidak lama dan FYI : security check bandara narita 'agak' remphong, ribet, dan antrinya panjang, maklum Narita adalah salah satu bandara sibuk di Dunia. Setelah menunggu tiba2 ada pengumuman kalau pesawat kami akan delayed selama 30menit. Its okay , itu biasa. Kita tidak pernah tahu apah yang terjadi diudara. Tiba2, delayed