Mengajar di komunitas adalah hal sangat menyenangkan. Kegiatan
voluntary sangat berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Kegiatan ini
memang tidak berbayar mahal seperti pekerjaan-pekerjaan profesional kita.
Tetapi kegiatan ini justru membayar dengan nilai kehidupan yang tidak pernah
terbayar oleh apapun. Memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya Ibu-ibu
yang tidak mempunyai pengetahuan lebih banyak dari kita dalam beberapa hal.
Tidak mampun mengakses teknologi seperti kita saat ini. Mereka bukan tidak
ingin belajar, mereka banyak tidak mendapatkan kesempatan seluas dan sebesar
kita. Mereka sangat semangat belajar. Melalui @ppkmindonesia, sebuah kegiatan
sosial untuk masyarakat ditatanan bawah, saya mendedikasikan sedikit waktu yang
saya miliki, saya bagi dengan mereka. sangat menyenangkan.
Kegiatan ini adalah saat saya memberikan training Perencanaan
Keuangan untuk Keluarga kepada Ibu-ibu Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Kampung
Bulu, Tambun Bekasi. Saya memang bukan orang dengan background finance, bahkan
sangat jauh sekali. Terapi di @ppkmindonesia saya belajar banyak dari
teman-teman dan team ppkm. Tidak ada hal yang tidak bisa kita pelajari,
terlebih bila tujuannya adalah untuk membangun masyarakat.
Salah satu contoh operasi hitung sapu lidi Sumber gambar : dayufunmath.wordpress.com Usiaku saat itu masih enam tahun. Hari itu Kakekku resmi mendaftarkan aku sekolah. Ku lihat lagi selembar ijazah yang dikampit oleh Kakekku. Ku perhatikan baik-baik. Ada fotoku dua bulan lalu. Lucu. "Itu apa Kek?" aku menunjuknya. "Ini ijazah sekolah Neng yang dulu di Jakarta. Buat daftar sekolah disini" kemudian Kakekku menjelaskan. Tidak satu orangpun diantara barisan pendaftaran sekolah itu yang membawa lembaran bernama ijazah sepertiku. Nampaknya cuma aku seorang. Senin diminggu pertama sekolah. Aku sangat gembira. Seragamku kini putih merah terpisah. Rok rempel jahitan Nenekku dan kemeja putih bekas sekolah Taman Kanak-Kanakku dulu di Jakarta masih terpakai dan layak. Meski seragamku bekas, tetap terlihat paling bercahaya. Entah? Rasa-rasanya semua anak disini seragamnya tidak disetrika, apalagi mengkilat seperti seragamku. Sejak Ibuk...
Comments
Post a Comment