Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2014

Sebuah Surat Untuk MIT

Dear MIT, Saya deg-degan saat menulis surat ini. Saya pikir saya mungkin hanya sedang tidur disiang hari dan bermimpi. Dan saat itu saya bertemu dengan Anda. Tiga tahun yang lalu saya sempat mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa dengan beasiswa penuh dari pemerintah Amerika. Saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di sebuah universitas bernama Iowa State University, untuk program IEOP (Intensive English and Orientation Program). Ada banyak hal yang membuat saya mampu menjelaskan kepada diri saya bahwa saya harus kembali ke Amerika. Saya juga pernah mengikuti kuliah musim panas di Jerman, namun entah kenapa kegiatan tersebut tidak membuat saya ingin kembali mengikuti kelas-kelas di Jerman, saya tidak berkata kelas perkuliahan di Amerika lebih baik daripada Jerman. Namun lebih kepada tingkat kecocokannya dengan saya secara pribadi. Saya punya alasan yang kuat untuk kembali ke tanah Paman Sam, alasan terbesar adalah encouragement ya...

Senja terpotong dua di secangkir cappuccino #2

Aku memang pernah mendengar dengan gamblang mengenai perempuan itu sebelumnya. Aku bahkan diam-diam mencari tahu dari kejauhan. Dari semuanya, aku hanya menyimpulkan bahwa dia memang hebat.  Itu dua tahun lalu. Dan sejak kedatanganku ke Kota ini beberapa bulan lalu. Dia seperti mengetuk pintu apartemenku. Meskipun rasanya aku tidak pernah kuasa bertatap muka dengannya. Meskipun aku selalu penasaran dan ingin bertanya, darimana dia tahu bahwa aku ini menikmat cappuccino? Aku tidak pernah menginginkan ada perjumpaan tidak sengaja antara wajahnya dengan wajahku. Aku tahu, jika itu terjadi aku butuh waktu sedikitnya tiga hari untuk mengatur nafasku kembali. Dan meyakinkan diriku bahwa, dia hanya seorang wanita. Selebihnya, dia hanya lebih tua beberapa tahun dari aku. Dan sisanya, aku pasti akan berkaca lebih lama dihadapan cermin. Bukan, bukan untuk melihat bahwa dia lebih cantik dari aku atau aku lebih cantik dari dirinya. Tetapi, aku hanya ingin melihat bahwa menikmati capp...

Senja terpotong dua di secangkir cappuccino #1

Hari itu seorang perempuan muda mengirimiku pesan. Dia menawarkan diri untuk sekedar berbicara sepatah kata denganku dan mengiming-imingiku secangkir cappuccino. Kau tahu, sejak kapan aku dapat menolaknya? Beberapa minggu setelah pesan itu aku terima, kami bertemu. Dia tidak berkata banyak. Benar-benar sesuai janjinya, dia hanya berkata "Hai" lalu pergi. Aku bingung dibuatnya, bagaimana bisa seseorang yang meminta bertemu denganku berminggu-minggu lamanya, setelah bertemu hanya berkata "Hai". Aku tidak ingin bertanya. Dia pergi, lalu perlahan aku menyeruput cappuccino itu. Pelan-pelanlah meminum sesuatu yang berasap, karena jika kau terburu-buru maka kau tidak akan menikmati setiap sentuhan asapnya. Tapi jangan kau biarkan ia dingin, karena kenikmatannya akan hilang. Minumlah, perlahan-lahan. Aku tidak bertanya apapun kepadanya keesokan harinya. Dia seperti menghilang, tanpa kata. *** Hari lain perempuan itu kembali mengajaku berbicara. Dia hanya men...