Ibuku pernah berkata padaku bahwa tidak semua yang terjadi itu adalah nyata adanya. Dia bisa benar-benar terjadi, atau sebaliknya bisa jadi dia hanya ilusi. Ibu berkata, kamu tidak perlu untuk yakin sepenuhnya ataupun tidak percaya sama sekali. Aku tertunduk, lesu. Mungkin manusia sekali-kali harus berhenti. Harus beristirahat sejenak. Begitu pikirku. Itu dulu, saat aku tidak tahu bahwa sekalipun kita berjalan, akan ada sungai pemisah jalan, lalu berhenti. Kita tidak akan lupa bahwa akan ada jembatan yang menghubungkan keduanya.
Selain Ibu ada juga orang yang pernah berkata padaku bahwa kita memang harus berhenti. Untuk sesekali mengelap dahaga kita. Dia berkata, “Nak, beristirahatlah barang sejenak. Karena perjalananmu masih panjang.” Aku selalu tertunduk mendengarnya. Mereka ada benarnya. Mungkin kita perlu beristirahat. Untuk sekedar mengelap keringat, atau memimun sedikit air putih.
“Namanya juga hidup. Bukannya sudah biasa begitu adanya. Kamu tidak bisa memilih. Tapi minimal kamu bisa mengambil keputusan-keputusan atas ketidakmungkinan yang ada. Kamu bisa menentukan kapan kamu harus melanjutkan perjalanan panjangmu, kapan kamu harus berhenti. Tidak usah khawatir. Tidak semua yang kamu lihat itu nyata adanya.” Begitu katanya lagi. Dia bilang, semua itu mungkin sekedar drama.
12.49 WIB, Esri Indonesia Office
May 26, 2014
Comments
Post a Comment