Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

ReviewBuku: Everyone Can Lead [Hasnul Suhaimi]

Everyone Can Lead by Hasnul Suhaimi My rating: 4 of 5 stars Pertama kali saya bertemu Pak Hasnul (mungkin lebih tepatnya Pak Hasnul mengisi sebuah acara dimana saya menjadi pesertanya). Betul sekali seperti yang beliau gambarkan, beliau sangat jauh dari 'tampang' atau stereotype seorang CEO--bertubuh besar--beliau bertubuh mungil. Terkadang membuat saya yang bertubuh mungil ini yakin bahwa pemimpin itu bukan perkara fisik. Siapapun dengan porsi tubuh seperti apapun, berhak dan mempunyai kesempatan untuk memimpin. Buku Pak Hasnul membawa saya kepada sebuah dekupan-dekupan dimana yang paling berkesan adalah pada bagian, bahwa Pak Hasnul pernah 'ditaruh' pada posisi dimana beliau lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sangat administratif. Well , bagi orang teknis pekerjaan yang sifatnya administratif 'nggak bikin pinter', bahasanya begitu. Namun, beliau mengerjakan pekerjaan tersebut dengan sangat baik. Sehingga ketika dua tahun kemudian

ReviewBuku: Mendadak Haji [Prie GS]

Mendadak Haji by Prie GS My rating: 5 of 5 stars Jujur saya belum familiar dengan penulis. Saya randomly membeli buku dengan topik "berhaji" karena saya mempunyai target untuk menunaikan ibadah haji sebelum saya berumur 35tahun. Semoga Allah Swt. menghendaki. Aamiin. Kembali kepada Pak Prie GS dalam bukunya saya jujur, kadang bingung. Beliau ini sangat genuine sekali menulisnya. Menyampaikan perasaannya tanpa men-delete sedikitpun. Sangat genuine . Bahkan yang menurut saya sangat berkesan adalah beliau menuliskan ketidaksukaan beliau akan sesuatu, suasa hati, dan berbagai kekesalan-kekesalannya. Tidak banyak dari kita yang berani mengutarakan hal tersebut. Apalagi dalam sebuah buku yang akan dibaca oleh ribuan bahwan jutaan orang mungkin. Bagi saya, membaca buku Pak Prie GS bukan hanya memberikan insight dan pengetahuan mengenai haji, gambaran bagaimana 'berat'-nya ibadah haji, tetapi beyond dari itu semua. Pak Prie GS berhasil mendidik saya bahwa, kesena

Alwi

Pagi itu, seperti biasa aku selalu terburu-buru untuk berangkat ke kantor. Kali ini bukan karena ada meeting dengan klien ataupun karena men- training users . Tetapi karena aku ingin berangkat lebih pagi saja. Aku melihatnya, dia duduk didepan televisi. Rumah Kosan kami yang sederhana dengan beberapa bangku plastik kecil dan dua meja dihadapannya semakin mendramatisir kesederhanaan Rumah Kosan kami. Aku melihatnya, Alwi. Matanya sembab, wajahnya murung, dan sepertinya dia memikirkan sesuatu yang sangat berat. Aku memang bukan dukun yang jago cenayang, aku hanya seseorang yang sedikit suka menduga-duga dan berspekulasi. Dan kali ini aku benar. Aku terprovokasi dan mengalihkan langkah kecilku, bukan ke dapur dan keluar Rumah Kosan lalu berangkat ke kantor. Aku menghampiri Alwi, aku pastikan bahwa aku duduk tepat disampingnya. “Masih memikirkan jodoh?” Tanyaku singkat. Dugaanku kali ini sudah pasti tidak salah. Aku memang bukan perempuan yang mengejar sekali jodoh. Selain karen